Aku pikir aku sudah mengetahui tentang apa-apa yang menyangkut kamu. Dan sekarang, aku tau aku salah berpikir demikian.
-setiase-
Jesi jengkel bukan main karena sikap Antara pagi ini. Bagaimana tidak, tanpa menjelaskan apapun, entah kesurupan angin dari mana, tiba-tiba gadis dengan predikat 'murid biang onar' itu membangunkannya pagi-pagi sekali. Lalu menyeretnya berangkat ke sekolah padahal dia sendiri tahu jam segini pasti hanya ada tukang kebun!
"Ini saya yang telat atau kamu yang sudah tobat, Tara?" tanya Pak Ammar, guru agama yang langsung melirik jam tangannya untuk memastikan.
"Eh Assalamualaikum cikgu!"
"Waalaikumsalam, hari ini salah makan ya nak?"
"Berdosa banget bapak ini, saya telat nanti dihukum, saya berangkat pagi malah difitnah."
Pak Ammar celingak-celinguk mencari seseorang dan hanya mendapati sosok Jesi yang terlihat berjalan dari ujung koridor dengan muka kusut. "Allahuakbar! mimpi apa saya pagi-pagi udah lihat sepaket lengkap anak tobat begini?"
"Tuh pak, manusia aneh!" Jesi menunjuk Antara yang malah nyengir. "Oiya ngomong-ngomong bapak bisa kan ya nyembuhin orang ketempelan?"
"Mulutnya!" Antara memukul pelan lengan sahabatnya.
"Ya sudah sana, saya masuk dulu." Pamit Pak Ammar lalu kemudian menghilang di balik pintu ruang guru.
Antara memang sengaja berangkat pagi sekali untuk menghindari Angkasa. Ia masih malu bertemu dengan cowok itu karena kejadian semalam, bisa-bisanya dia mencium pipi Angkasa dan membuat cowok itu berkata bahwa ia harus bertanggung jawab! Lagipula sudah lama kan dia tidak datang pagi ke sekolah. Kapan ya terakhir? wah sepertinya tidak pernah.
"Jes, kayaknya kita harus bikin perayaan deh hari ini."
"Apa lagi sih?"
"Jangan marah-marah mulu dong!" Antara mengikat rambutnya dengan semangat. "Kalau dipikir-pikir, ini pertama kali kita berangkat pagi ke sekolah kan! jadi harus dirayain dong nyet?!"
"Lo aja kali! gue mah udah beberapa kali."
"Yah nggak seru!"
Jesi menepuk-nepuk pundak Antara dengan senyum sumringah, "Eh eh ada Bu Lia nyet!"
Antara menoleh ke arah mata Jesi memandang. Dilihatnya seorang wanita dengan rambut ikal dan kacamata khasnya sedang berjalan dengan hak tingginya yang selalu bersuara. Antara tersenyum lebar saat wanita tersebut bersitatap dengannya. Melebarkan matanya seolah baru saja melihat pertunjukan langka.
"Demi apapun, kalian kenapa bisa ada disini?!"
"Loh, kan kita sekolah disini, gimana sih buk?"
"Nggak mungkin," Bu Lia berjalan memutari mereka. "Ini pasti halusinasi saya saja kan?"
"Ini masih jam 6 pagi!"
"Dan kalian sudah ada disini jam 6 pagi!"
"Aduh ibuk berisik ah."
Jesi terkekeh geli, "Ke kelas dulu ya buk, mau belajar."
"Ha?!"
"Iya bu, Antara pamit ya, nanti ada ujian soalnya, jadi harus persiapan."
"Gimana gimana?! tolong diulang."
Setelahnya Antara malah melambaikan tangan dan menggandeng Jesi untuk segera berlari dari tempatnya berdiri. Meninggalkan guru BK yang hampir setiap minggu tidak pernah absen menghukum mereka. Serba salah kan jadinya kalo begini? berangkat pagi salah, telat juga malah dimarahin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen FictionKamu pilih mana Angkasa? aku menunggu perasaanmu baik-baik atau kubiarkan saja? Karena ternyata, Semakin dikejar tanpa jenuh, larimu semakin jauh. Kamu sudah ada di depan sana saat aku masih disini-sini saja. Beginilah aku, masih memaksa ingin mene...