Aku tidak pernah
takut untuk jatuh.
Yang aku takutkan, hanya
jika ternyata aku sendirian.-setiase-
"Kita kemana, Kas?"
"Pulang kan," ucap Angkasa yang saat ini justru masuk ke perumahan model minimalis yang belum pernah Antara tau. Ia yakin ini bukan rumah Angkasa, karena perumahan Angkasa berlawanan dari sini.
Ia semakin dibuat bingung saat cowok itu menghentikan motornya di depan garasi sebuah rumah bertingkat dua dengan cat dominan bewarna abu-abu. Antara turun, melihat ke sekeliling dan mendapati dua moge lain terparkir di sebelah motor Angkasa. Gadis itu berpikir sebentar sebelum meyakini bahwa motor tersebut adalah milik Rafa dan Darel dilihat dari warnanya.
"Ini rumah siapa?"
"Basecamp," jawab Angkasa sambil melepas helm.
"Tadi lo bilang pulang, ini mah bukan pulang!"
"Pulang bagi gue, kalo lo nggak mau anggep ini tempat pulang juga ya terserah lo."
"Kas bentar, lo udah ngomong berapa huruf tadi sama gue?!" tanya Antara antusias tapi hanya ditanggapi acuh oleh Angkasa yang saat ini sibuk melepas sepatu.
"Emang nggak papa gue kesini, Kas?"
"Asal nggak terus-terusan."
Saat keduanya sampai di ruang TV, mereka mendapati Rafa yang sedang menonton film sendirian. Melihat keduanya datang, cowok itu kaget bukan main. Dengan gerakan cepat, Rafa bangkit sambil membawa guling di tangannya dan meneriaki Darel yang sepertinya sedang ke kamar mandi.
"Rel!!!!"
"Apa lagi?!"
Rafa masih tidak bergerak meski Angkasa sudah menyuruh gadis itu duduk, "Bukan!! sini buruan, boker lama amat!"
"Jangan bilang lo lihat hantu lagi," teriak Darel dari kamar mandi di bawah tangga.
"Ada yang lebih parah!"
"Apa lag..," Darel yang baru saja keluar dari sana terdiam sebentar. "Lah Tar, kok bisa disini?"
"Hai!"
"Sama Angkasa?"
"Lo beneran pergi ke dukun ya Tar?" tanya Rafa setelah melihat gadis itu mengiyakan pertanyaan Darel.
"Dia lagi nggak bisa pulang."
"Wah kalo gitu nginep aja Bu bos, nanti tidur di atas," saut Rafa yang sudah kembali mencari posisi nyaman dengan gulingnya.
Angkasa menggeleng tegas, "Nggak, gue anter aja."
"Udah nggak papa Tar, dua lawan satu, Angkasa tetep kalah."
Cowok itu akhirnya hanya pasrah saja melihat kedua temannya yang selalu menjadi tim sukses Antara. Jadi sekarang ia mulai bingung, sebenarnya mereka teman siapa sih? Lalu dalam keadaan seperti ini, kemana coba Arka?
"Hellooooooo epribadeh!!" semuanya menoleh ke arah pintu yang terbuka dan menampilkan Arka beserta kantung kresek besar dari minimarket depan, cowok itu terlihat fokus dengan ponselnya untuk membalas pesan.
Panjang umur kan.
"Gue udah feeling kalo Angkasa bakal..," Arka menjatuhkan kantung kresek yang dibawanya saat mendongak dan melihat Antara. "Apa gue ketinggalan momen langka malem ini?"
"Banget," jawab Darel yang saat ini sudah berjalan dan memungut kantung kresek berisi camilan yang dijatuhkan si kunyuk satu ini.
"Makanya jangan bucin terus kerjaan lo. Nanti bu bos nginep sini loh, kamu setuju tidak saudaraku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen FictionKamu pilih mana Angkasa? aku menunggu perasaanmu baik-baik atau kubiarkan saja? Karena ternyata, Semakin dikejar tanpa jenuh, larimu semakin jauh. Kamu sudah ada di depan sana saat aku masih disini-sini saja. Beginilah aku, masih memaksa ingin mene...