#27

630 92 129
                                    

Kalau bukan kamu,
aku tidak tahu lagi siapa
yang bertugas menyakitiku.

-setiase-

Antara tidak terlalu memikirkan lagi ucapan Bisma kemarin malam. Dia tidak peduli. Dalam benaknya sudah tertanam fakta bahwa Bisma adalah musuh Angkasa, yang mana jelas akan melakukan apapun untuk menjatuhkan cowok itu. Katakan saja Antara bodoh, dan memang seperti itu faktanya. Bahkan kini gadis itu sudah berjalan dengan ceria menuju kelas Angkasa. Mengapit kotak makan yang sudah ia persiapkan sebaik mungkin untuk diberikan pada manusia kejamnya.

"Permisiiii masyarakat!!!!"

"Buset dah," Darel menoleh saat suara Antara membelah kesunyian di kelasnya. "Ngapain lo?"

"Angkasa mana?"

"Eh si cantik jelita, apaan tuh?"

Rafa yang baru saja masuk bersama Arka kini mengintip di balik punggung cowok itu.

"Bu bos!!"

"Angkasa mana?"

Darel mengedikkan bahunya, "Bukannya tadi ke kelas lo ya Tar?"

"Nggak ada," Antara menggeleng hingga surai rambutnya yang diikat bergerak kesana kemari.

"Lah, tadi gue kira juga nyamperin lo."

"Lagi kencan dia sama pacar aing."

Arka menoleh ke arah Rafa yang sedang mengunyah kuacinya. "Pacar siapa?"

"Mas Elang," jawabnya dengan senyum sumringah.

"Najis."

Darel turun dari meja yang tadi ia duduki. "Coba ke kantin, yuk gue anter."

"Sama gue aja deh, jarang-jarang kan bisa jalan bareng ke kantin sama primadona."

Rafa kini malah bergidik, "Jangan mau! mending sama Rafa aja. Dijamin deh aman sampai tujuan."

"Mmm, kalo Elang kemana?"

"Lah iya, kemana dia?"

"Yaelah, temennya dua ilang pada nggak tau!" Antara kesal sendiri dengan tiga orang ini.

"Kita cari barengan aja."

"Kalian nggak usah ikut! gue sama Darel aja."

"Pilih kasih lu!" Arka tidak terima. "Masak gue sama curut ini lagi?"

Antara tidak menjawab dan hanya melambaikan tangannya sambil berlalu menyusul Darel yang sudah berjalan keluar kelas. Daripada semakin pusing karena berada di antara dua manusia aneh, setidaknya dia bisa ikut mencari Angkasa bersama Darel. Salah satu orang yang masih tergolong normal.

"Coba sambil ditelfon, Tar."

Antara menunjukkan ponselnya. "Nggak diangkat dari tadi."

"Kemane lagi sih dia?"

"Ya mana gue tau, kan gue juga nyariin daritadi."

Darel memutar bola mata malas, "Gue ngomong sendiri Tar, bukan tanya ke lo."

"Oh maap!"

Darel terus berjalan sampai memutari lapangan dan Angkasa tak kunjung terlihat batang hidungnya. Tanpa ia sadari, Antara sudah berhenti beberapa meter di belakangnya sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya dengan serius.

"Rel!"

"Ha?" Darel berbalik badan dan menatap Antara yang terdiam.

"Nggak jadi dulu deh nyari Angkasa nya."

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang