#18

533 79 32
                                    

Hingga di suatu waktu.
Kutemukan kamu yang begitu merekah dari sebelumnya.
Kutemukan kamu, yang tidak ditemui orang lain--pada umumnya.

-setiase-

"Selamat malam calon."

Antara yang barusan keluar dari pintu depan tersenyum semakin manis, "Dih apaan sih!"

Angkasa tersenyum singkat dan turun dari motornya setelah melepas helm. Cowok itu berjalan mendekati Antara sambil melepas jaket yang tadi ia kenakan. Sengaja meletakkan benda itu untuk menutupi tubuh bagian atas Antara yang hanya dibalut baju lengan pendek. 

"Kesambet apaan kamu?"

Gadis itu meletakkan telapak tangannya di dahi Angkasa, "Nggak panas lo padahal."

"Lain kali kalo nerima tamu tuh pake jaket, Tar."

"Iya komandannnn," Antara tersenyum lagi. Senyum yang membuat Angkasa tidak bisa berhenti menatapnya.

"Jadi gimana?"

"Aku bingung."

Cowok itu mengerutkan alisnya heran, "Bingung kenapa?"

"Nggak tau," Antara menggeleng perlahan. "Aku bahkan nggak tau gimana perasaan kamu sampai saat ini Angkasa."

"Tara?"

Gadis itu terdiam, menunggu Angkasa melanjutkan ucapannya. Bukan karena perasaannya ragu, seratus persen bukan. Hanya saja Antara takut orang yang ia sayangi terpaksa menyayanginya. Membuatnya bahagia tapi berakhir membuat Angkasa tidak bahagia.

"Kalo aku cuman bisa ngungkapin perasaan lewat perlakuan, apa selamanya bakal nggak ada artinya dibanding kalo aku ngucapin itu tiap hari?"

"Apa susahnya sih bilang sayang, Kas?"

"Bahkan aku jarang ngucapin hal semacam itu ke mamaku sendiri, Tar."

Antara terdiam, wajar jika Angkasa berkata begitu. Melihatnya tersenyum saja susahnya bukan main, apalagi memaksanya harus mengungkapkan semua perasaan yang sedang ia rasakan. Gadis itu pun akhirnya tersenyum, menghambur ke pelukan Angkasa yang terkejut akibat perlakuannya yang tiba-tiba itu. 

"Aku tau kok, maaf ya udah tanya gitu."

"Terus ngapain ini peluk-peluk?" tanya Angkasa sambil membalas pelukan gadis itu.

"Mau ngambil hak milik."

Cowok itu terdiam, perlahan ia rasakan pelukan Antara semakin erat dalam dekapannya. Sebelum akhirnya dilepas juga oleh gadis itu. Antara masih tersenyum saat melihat Angkasa yang tetap terdiam. Dengan yakin, ia mengulurkan tangannya ke arah cowok itu tanpa mengalihkan pandangan.

"Selamat, anda diterima."

Angkasa tersenyum, kali ini lebih lebar dari biasanya. Ia pun ikut mengulurkan tangan untuk membalas jabatan tangan Antara. "Terimakasih sudah menerima."

"Terimakasih juga tawarannya."

"Sini gue lantik dulu."

"Ha? dilantik jadi apa?" tanya Antara bingung, kenapa jadi mirip pengangkatan jabatan begini.

Angkasa menarik Antara agar mendekat. Ia menatapnya sekali lagi sebelum akhirnya mendaratkan kecupan sekilas di kening gadis itu. Membuat Antara yang biasanya berceloteh seketika terdiam mematung. Padahal cuma dua detik kenapa jantungnya seolah berhenti seperti ini woi!

"Selamat ibu negara, selamat sudah resmi jadi pacar Angkasa mulai malem ini."

***

"Taraaaa!!!"

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang