"Aku mundur"
ucapku kesekian kali,
yang akhirnya kulupakan
juga besok pagi.-setiase-
Arka dan Rafa yang sama-sama sampai di kelas berdesakan di pintu untuk berlomba masuk duluan. Keributan itu disaksikan oleh hampir seluruh penghuni kelas, termasuk Angkasa. Kecuali Darel, karena manusia satu ini masih sibuk terjun ke alam mimpinya tanpa peduli soal apa-apa yang mengusik di luar sana.
"Gue duluan!"
"Gue yang nyampe duluan cot!"
"Minggir nggak lo kambing."
"Lo yang minggir! Awas gue mau lewat!"
Seorang gadis selaku wakil ketua kelas berjalan mendekati mereka, membuka daun pintu yang lain untuk menghentikan kekonyolan dua orang ini. Membuat Arka dan Rafa mengacungkan jempol secara bersamaan sebelum berlari menghampiri Angkasa.
"KAS!"
"PAK BOS!"
Angkasa menoleh dengan mata elangnya, "Apa?"
"Ih ganteng ya pak bos."
Arka memukul punggung Rafa, "Ngomong soal itu dulu!"
"OIYA, GILA PAK BOS, SEORANG ELANG BELIIN BU BOS MINUM!"
"DIA SENYUM KE ANTARA JUGA!" saut Arka tak kalah histeris.
"HABIS ITU BUKAIN KALENG SODANYA!"
Rafa mengangguk dan lanjut mengompori, "PADAHAL ADA JESI!"
"HABIS ITU USAP USAP KEPALA!" ucap keduanya bersamaan lalu menggeleng karena tak habis pikir.
"Terus?"
"Nggak ada terusannya!" Rafa duduk tepat di hadapan cowok itu. "Nanti kalau bu bos ditikung pangkatnya jadi turun, jadi bu tangan kanan. Kan kepanjangan ya Ar?"
Arka hanya mengangguk dan menggoyangkan-goyangkan badan Darel untuk membuat cowok itu bangun. Tanpa peduli dengan Darel yang mengumpat beberapa kali karena merasa terganggu, Arka justru semakin semangat menendangi kaki cowok itu.
"Bangoonnnnnnnn!!"
"Berisik nyet, pergi sana!"
"Gimana Kas?" tanya Arka saat melihat Angkasa tidak juga merespon. "Kita emang temen kalian berdua, tapi kan nggak boleh ada tikung menikung diantara kita ya kan? apalagi soal cewek."
"Ya kan dia bukan cewek gue."
"OIYA ADA LAGI!" Angkasa mendongak saat melihat Rafa sudah berdiri. "TADI ADA YANG BELIIN BU BOS SERAGAM!"
Angkasa melepas salah satu earphone yang dipakainya tanpa mengalihkan pandangan. Merasa Angkasa mulai tertarik, Rafa semakin gencar mendramatisir ceritanya. Apalagi ditambah sautan-sautan dari Arka yang sengaja memancing reaksi temannya yang cuek itu.
"Udah?" tanya Angkasa membuat Rafa mengangkat tangannya untuk hormat.
"Udah! Laporan selesai pak bos!"
"Ya udah sana pergi, ganggu aja."
Belum juga Rafa ingin membalas Angkasa, seseorang berlari masuk ke kelas mereka. Putra, cowok kelas sepuluh yang digadang-gadang menjadi salah satu penerus anggota gengnya Angkasa. Dengan seragam berantakan, ia memberitahukan sesuatu dengan muka panik.
"Kak Elang dikroyok di depan sekolah!"
"Lah, bukannya dia tadi di lapangan sama Antara?" kini Arka ikut serius dan mulai mengenakan ikat kepala hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen FictionKamu pilih mana Angkasa? aku menunggu perasaanmu baik-baik atau kubiarkan saja? Karena ternyata, Semakin dikejar tanpa jenuh, larimu semakin jauh. Kamu sudah ada di depan sana saat aku masih disini-sini saja. Beginilah aku, masih memaksa ingin mene...