Dan cukup lihat nanti ketika aku tidak lagi tenggelam
-setiase-
Angkasa melirik jam tangan dan koridor sekolah secara bergantian. Sekolah sudah mulai sepi namun Antara tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bahkan ia tadi sempat melihat Jesi dan Elang sudah meninggalkan sekolah sejak bel berbunyi. Namun entah dimana gadis itu saat ini, Angkasa juga bingung.
"Pak bos! cabut aja, udah pulang kayaknya."
"Belum."
"Udah lah Kas, dia juga nggak mau pasti lo ajak pulang." Arka ikut menimpali.
"Gue duluan deh, mau makan."
Darel memakai helmnya dan melambaikan tangan pada ketiga orang yang masih bersandar pada motor masing-masing. Perutnya sudah tidak bisa dikondisikan dan ia butuh asupan saat ini juga.
"Kalian duluan aja."
"Nggak papa kita tinggal?" tanya Arka sambil membuang puntung rokoknya ke tempat sampah.
"Hm."
"Ayo Ar, nanti mampir toko bentar ya, mau beli yupi."
Cowok itu menoleh pada Rafa, "Gila ya lo?"
"Duit-duit gue!"
"Ogah gue!"
"Ayo buruan!"
"Berisik anj." Angkasa melirik kesal kedua manusia yang saat ini malah saling pukul tidak jelas.
"Duluan ye bos."
"Duluan Kas!"
Cowok itu hanya mengangguk dan kembali menghembuskan asap vapenya tanpa mengalihkan pandangan dari koridor. Sepertinya Antara benar-benar sengaja menghindari cowok itu, karena tanpa Angkasa tau gadis itu sudah tertidur cantik di kamarnya sejak istirahat kedua selesai. Iya, Antara sengaja kabur dari sekolah hanya demi tidak melihat Angkasa.
___
"Tara!!!"
"Bangun nyet!"
Antara mengerjapkan matanya saat suara Jesi diluar sana mulai mengusik tidurnya. Ia terdiam sebentar untuk mengumpulkan nyawa dan menoleh ke arah jendela saat melihat langit mulai gelap dan hujan deras tiba-tiba saja sudah mengguyur ke sebagian besar penjuru kota. Ia menatap kaca jendela yang berembun, memandangi titik-titik air yang menempel disana, memunculkan sedikit rasa khawatir saat ingat bahwa Angkasa tadi mengajaknya pulang bersama. Apakah cowok itu masih menunggunya di sekolah?
"Bodo amat lah."
"Nyet!!"
Antara menoleh ke arah pintu dan mulai berjalan menghampiri sumber suara nyaring dari manusia laknat di baliknya.
"Apa?"
"Tadi si bangsat nungguin lo di parkiran."
"Terus?"
"Terus sekarang dia lagi di depan gerbang rumah ini!"
"Ngapain?"
Jesi berbalik menuju tangga, "Mana gue tau!"
"Suruh balik aja."
"Suruh aja sendiri, males gue."
Antara menghembuskan nafas pelan dan mulai mengikuti Jesi ke lantai bawah. Gadis itu berbelok ke arah ruang tamu, membuka sedikit gorden rumahnya dan mengintip ke luar gerbang. Tepat di depan sana, seseorang sedang bersandar di motornya dalam keadaan basah kuyup. Antara terdiam cukup lama, memandang kosong ke arah Angkasa yang seolah tidak merasakan air hujan menghujamnya habis-habisan tanpa ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA
Teen FictionKamu pilih mana Angkasa? aku menunggu perasaanmu baik-baik atau kubiarkan saja? Karena ternyata, Semakin dikejar tanpa jenuh, larimu semakin jauh. Kamu sudah ada di depan sana saat aku masih disini-sini saja. Beginilah aku, masih memaksa ingin mene...