💫Universe [12]💫

111 17 1
                                    

Hari liburan keluarga akhirnya tiba. Ryujin sedang sibuk mengecek barang-barang bawaannya, takut jika ia meninggalkan sesuatu. Setelah memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal, ia menutup kopernya dan membawanya keluar ke ruang tamu. Kedua orang tua Ryujin sudah siap di ruang tengah.

"Kita tinggal tunggu taksi sekarang. Bener-bener nggak ada yang ketinggalan, kan?" Ryujin segera mengangguk, begitu juga dengan Ibu Ryujin. Ayah Ryujin segera menata koper-koper keluarganya dan menaruhnya pada teras depan rumah.

Ryujin mengecek ponselnya. Selama beberapa hari ini, ia tidak membalas pesan dari Hyunjin sama sekali. Sepertinya laki-laki itu juga menyerah dan tidak lagi menganggu Ryujin. Jujur, Ryujin semakin sedih dengan sikap Hyunjin itu. Ia berharap, Hyunjin sedikit berusaha untuk membuat keadaannya lebih baik. Nyatanya, laki-laki itu malah tidak mengabarinya sama sekali selama beberapa hari ini.

Taksi mereka telah datang. Ryujin segera membantu ayahnya untuk memasukkan koper-koper itu ke dalam bagasi taksi sebelum akhirnya mereka berangkat ke bandara. Ryujin memilih untuk mematikan ponselnya. Hari ini, ia ingin mendapatkan udara segar dan membersihkan pikirannya dari hal-hal negatif. Semoga liburan keluarga yang sudah ia nanti-nantikan sejak minggu kemarin bisa berjalan dengan lancar.

Keluarga Ryujin telah sampai di bandara. Mereka segera menurunkan koper-koper mereka dan menggeretnya masuk ke dalam bandara. Jam keberangkatan mereka masih 1 jam lagi. Ayah dan Ibu Ryujin memilih untuk duduk dan menjaga barang-barang mereka sedangkan Ryujin memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.

Pandangan Ryujin tertuju pada sebuah toko buku yang ada di sana. Wanita itu segera menghampirinya dan melihat-lihat jenis-jenis buka yang dijual di sana. Kebanyakan buku-buku yang dijual adalah buku import yang menggunakan bahasa inggris. Selagi melihat-lihat buku, sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah kedua orang tuanya yang masih duduk pada tempatnya. Tiba-tiba, tiga orang datang menghampiri kedua orang tuanya. Ryujin segera membelalakkan matanya.

Ah, dirinya lupa kalau keluarga Hyunjin juga ikut berlibur bersama dengan keluarganya.

Tapi kenapa Ryujin tidak melihat Hyunjin ada di sana? Kemana laki-laki itu?

"Dor!"

"AA!" Ryujin refleks memukul orang yang mengejutkannya itu menggunakan buku novel yang sedang ia pegang. Ryujin segera menghentikannya saat tahu orang yang ia pukul adalah Hyunjin.

"Heish..." Ryujin segera memberikan tatapan kesalnya dan menaruh buku yang sedang ia pegang. Wanita itu hendak pergi saat tiba-tiba Hyunjin memegang pergelangan tangannya, mencegah Ryujin untuk pergi.

"Kita perlu bicara..." Ujar Hyunjin dengan tatapan sedikit memelas. Bila diperhatikan baik-baik, wajah Hyunjin tampak begitu lelah. Laki-laki itu tampak seperti orang kurang tidur. Terlihat dari kantung matanya yang cukup tebal.

"Nggak ada yang perlu dibicarain lagi. Semuanya udah jelas..." Ryujin segera menghempaskan tangan Hyunjin yang sedang menggenggam pergelangan tangannya dan berjalan meninggalkan laki-laki itu. Hyunjin hanya bisa menatap sedih punggung Ryujin yang semakin menjauh sebelum akhirnya laki-laki itu memilih untuk mengekor Ryujin. Sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk meminta maaf pada Ryujin.

Pesawat mereka akhirnya berangkat. Ryujin tampak senang melihat ke luar jendela. Awan-awan yang biasa ia lihat dari kejauhan, kini tampak begitu dekat. Rasanya Ryujin ingin sekali membuka jendela pesawat itu dan memegang langsung awan-awan yang tampak seperti permen kapas itu. Tentu saja ia hanya bisa membayangkannya saja.

Selama di dalam pesawat, sekali-sekali Ryujin melirik ke arah tempat duduk Hyunjin yang berseberangan dengannya. Laki-laki itu sedang memejamkan matanya. Ryujin melihat laki-laki itu cukup lama hingga Hyunjin membuka matanya dan tatapan mereka segera bertemu. Ryujin langsung membuang mukanya, membuat Hyunjin tersenyum simpul.

My Universe ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang