Epilog

208 20 0
                                    

"Tahanan 3090, ada tamu yang ingin menemui Anda..."

Heejin segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengikuti petugas polisi yang membawanya ke bilik pertemuan. Begitu sampai di sana, ia langsung bertemu dengan Ryujin yang telah menunggunya sedari tadi. Heejin tampak terkejut melihat perempuan itu yang tampak begitu sehat. Bukankah ia sudah menembaknya? Kenapa Ryujin masih tetap hidup?

"Kok kamu masih hidup sih?" tanya Heejin dengan raut wajah penuh keheranan. Ryujin hanya tertawa simpul mendengar pertanyaan Heejin itu.

"Keajaiban, mungkin?" sahut Ryujin.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Heejin lagi. Ia tampak tidak suka melihat kehadiran Ryujin di sana, apalagi setelah mengetahui bahwa perempuan itu masih hidup.

"Mau pamitan sama kamu. Nanti sore aku mau balik ke Korea..." jawab Ryujin.

"Ya udah kalau mau pulang ya pulang aja. Ngapain harus repot-repot ke sini dulu? Kamu pasti mau ngejek aku kan? Atau kamu mau nambahin hukuman buat aku supaya aku nggak bisa keluar dari sini selamanya? Iya, kan?"

"Nggak kok. Aku ke sini karena aku mau jelasin semuanya ke kamu. Terserah kamu mau percaya atau nggak sama kata-kataku, tapi aku tetap bakal ngungkapin fakta yang ada," sahut Ryujin.

"Jadi waktu itu, sebenarnya aku berniat buat menghentikan perbuatan Eunyoung ke kamu. Aku mau lawan dia tapi Chaemin udah narik aku keluar duluan. Setelah sampai di luar, aku nggak langsung pergi dari sana. Diem-diem aku ngerekam semua perbuatan Eunyoung ke kamu dan berniat untuk melaporkannya ke kepala sekolah."

"Aku sama sekali nggak ada niatan buat ninggalin kamu waktu itu. Aku juga nggak tega liat kamu di-bully terus sama anak-anak yang lain. Hyunjin juga pernah cerita ke aku kalau sebenarnya kamu itu orangnya asik. Kita berdua sama-sama nggak paham kenapa anak-anak cuman menilai fisik semata, bukan hal yang lainnya."

"Aku percaya kok kalau sebenarnya kamu itu orang yang baik. Cuman kamu udah terlalu banyak mengalami masalah sulit yang membuatmu perlahan-lahan berubah. Setiap orang punya sisi baik dan buruk dalam dirinya. Kamu hanya tinggal memilih sisi mana yang akan lebih mendominasi dirimu..." jelas Ryujin.

Heejin masih diam saja dan tidak menyahuti ucapan Ryujin itu. Ia masih menatap Ryujin lekat-lekat. Mungkin saja ia sedang menemukan sebuah kebohongan dibalik semua ucapan yang baru saja dilontarkan oleh perempuan itu.

"Kamu masih punya kesempatan untuk berubah, Jin. Sebelum sisi buruk benar-benar mendominasi dirimu, pelan-pelan kamu masih bisa merubahnya. Kamu pasti bisa..." Heejin sama sekali tidak berniat untuk membalas ucapan Ryujin itu dan membuat Ryujin segera menghela nafas panjang.

Ryujin mulai bangkit dari tempat duduknya dan berniat untuk pergi dari sana karena memang waktunya sangat terbatas. Beberapa jam lagi ia harus pulang kembali ke Korea. Ia tidak bisa berlama-lama di sana.

"Aku harus pergi sekarang. Sekali lagi, terserah kamu mau percaya sama ucapanku atau nggak. Yang jelas, aku nggak menaruh dendam apapun ke kamu. Semuanya murni salah paham. Aku juga buat kesalahan karena waktu itu aku nggak langsung menyelamatkan kamu dan memberikan rekaman itu ke kepala sekolah," ujar Ryujin untuk terakhir kalinya. Heejin masih diam saja dan tidak menanggapi ucapan Ryujin itu.

Sepertinya memang sulit untuk membuat Heejin percaya pada kata-katanya karena perempuan itu sudah terlanjur membencinya.

"Selamat tinggal, Kim Jinhee..."

💫💫💫

"Pokoknya kalau udah sampai di Korea, kamu harus langsung kabari aku," ujar Hyunjin sambil menekankan kata 'harus'.

My Universe ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang