Hari ini adalah hari dimana Hyunjin akan kembali ke Aussie. Ryujin masih merebahkan dirinya di kamar, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia enggan untuk keluar dari selimutnya yang terasa hangat itu. Matanya terpejam erat. Telinganya masih aktif menangkap suara-suara yang ada di sekitarnya.
Sudah beberapa hari ini ia mengurung dirinya di kamar tanpa melakukan apapun.
Tak ada pesan sama sekali dari Hyunjin selama beberapa hari terakhir. Ryujin juga tidak berusaha menghubungi Hyunjin. Ia sudah terlalu lelah berdebat dengan Hyunjin. Semakin berdebat dengan laki-laki itu, membuat hati Ryujin semakin sakit. Laki-laki itu tidak akan bisa percaya dengannya jika ia tidak punya bukti yang kuat untuk membuktikan keyakinannya itu.
Drrrttttt
Ponsel Ryujin tiba-tiba bergetar. Lengan Ryujin segera terjulur keluar dari dalam selimut dan meraba-raba nakas yang ada di sampingnya. Setelah menemukan keberadaan ponselnya, ia meletakkan benda persegi panjang itu ke atas telinganya.
"Halo?" Sapa Ryujin dengan suara yang sedikit serak khas bangun tidur.
"Kamu nggak mau ke bandara?" Ryujin menarik ponselnya dari telinganya untuk melihat nama orang yang meneleponnya itu. Setelah itu, ia kembali menempelkan benda itu ke telinganya.
"Kayaknya nggak deh. Aku bakal kirim pesan aja nanti ke Hyunjin. Itupun kalau dibaca sama dia."
"Aku saranin kamu dateng sekarang. Ada Heejin juga di sini. Aku nggak betah liat mereka berduaan gini." Mata Ryujin telah sepenuhnya terbuka saat Yeji melaporkan hal itu. Ia segera menegakkan tubuhnya dan mulai berdiri untuk bersiap-siap berangkat ke bandara.
"Inget, kalian masih pacaran. Status kalian belum berubah. Kamu masih punya hak buat pertahanin hubungan kamu. Jangan biarin Heejin menang gitu aja dan dapetin Hyunjin. Itupun kalau kamu memang masih sayang sama Hyunjin. Tapi kalau kamu memang udah nggak sayang lagi sama dia dan pingin hubunganmu berakhir, jangan datang ke sini."
Ryujin segera menutup panggilan itu dan segera mempercepat dirinya untuk bersiap-siap. Ia melirik ke arah jam dinding. Masih ada waktu sebelum Hyunjin berangkat. Ia akan naik taksi nanti supaya ia bisa segera sampai di bandara.
💫💫💫
Ryujin berlari di sepanjang koridor bandara untuk mencari keberadaan Hyunjin. Yeji sudah memberitahu posisi mereka tapi Ryujin masih belum menemukan mereka. Setelah mengedarkan pandangannya ke seluruh koridor itu, akhirnya Ryujin menemukan sosok Hyunjin, Heejin, dan Yeji berada di depan sebuah toko roti. Ia segera berlari menghampiri ketiga orang itu dan berhenti tepat di depan mereka dengan nafas terengah-engah.
"Ryujin?" Hyunjin tampak terkejut dengan kehadiran Ryujin di sana. Ia kira Ryujin tidak akan mendatanginya seperti ini setelah semua masalah yang terjadi di antara mereka. Namun jauh dalam lubuk hati Hyunjin, ia senang karena wanita itu datang menemuinya.
"Wah wah wah...aku kira kamu nggak dateng." Ujar Heejin. Mendengar itu, Yeji segera memberikan tatapan tajam ke arah Heejin sedangkan Ryujin berusaha untuk mengabaikan kehadiran wanita itu. "Tapi syukur deh kamu dateng." Lanjut Heejin.
"Jin...kita bicara berdua yuk." Ajak Ryujin. Hyunjin melirik ke arah jam tangannya lalu menoleh ke arah Heejin dan Yeji. Yeji menganggukkan kepalanya sedangkan Heejin tidak bereaksi apapun. Sudah pasti wanita itu tidak ingin memberikan kesempatan bagi Ryujin untuk berbicara dengan Hyunjin tapi ia tidak bisa terang-terangan melarang mereka.
"Oke..."
"Heejin ikut aku yuk. Aku lagi pingin beli buku di sana. Temenin ya..." Yeji dengan cekatan segera menarik tangan Heejin untuk mengikutinya. Heejin yang tidak siap sedikit terhuyung-huyung dan akhirnya memilih pasrah untuk ikut bersama dengan Yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe ✔
Fanfiction"I will always go towards you, And go find you until the end. Even slightly left behind, I'll catch up with you." -My universe-