Yeji segera memberi kode pada kawanan polisi yang jaraknya tak jauh darinya itu untuk mengejar Heejin yang sedang berlari pergi meninggalkan pemukiman itu. Yeji sendiri mulai berlari ke arah Jeno, diikuti oleh Soobin, Hyunjin dan Ryujin di belakang. Kelima orang itu segera berlari menyusul Heejin yang berada di depan mereka.
Para polisi mulai mengeluarkan pistol mereka dan meneriaki Heejin untuk berhenti berlari. Heejin seakan tidak peduli dengan ancaman para polisi itu dan tetap berlari. Bahkan Heejin mulai mengeluarkan sebuah pistol yang ada di dalam saku celananya. Perempuan itu menembakkan pelatuknya ke udara untuk membuat takut para polisi yang mengejar mereka itu.
"Perempuan gila!" Yeji kembali mengumpat saat melihat Heejin yang menembakkan pistolnya ke udara itu. Yeji mulai ikut mengeluarkan pistol miliknya sendiri untuk berjaga-jaga. Hal yang sama juga dilakukan oleh Jeno.
Ryujin tampak terkejut melihat Yeji dan Jeno mengeluarkan senjata api. Hyunjin bahkan lebih terkejut karena baru mengetahui bahwa Yeji memiliki senjata yang berbahaya seperti itu. Atau jangan-jangan itu milik Jeno, bukan miliknya sendiri? Ah, sepertinya mereka harus berhenti memikirkan hal yang tidak penting itu. Mereka harus fokus mengejar Heejin sekarang.
Polisi mulai melakukan pengepungan. Ada beberapa polisi yang sudah menghadang di depan Heejin. Tak segan-segan Heejin menarik pistolnya itu hingga melukai salah seorang polisi. Polisi-polisi yang lain mulai tak terima. Mereka mulai menembaki Heejin. Semua tembakan itu meleset karena Heejin sangat pandai menghindari semua tembakan itu seakan-akan ia sudah terlatih!
Beberapa penduduk pemukiman itu mulai berteriak ketakutan saat mendengar suara tembakan. Mereka yang berada di dekat sana mulai berlari menjauh agar tidak terkena tembakan itu. Tentu saja mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai terjadi aksi tembak-menembak itu. Yang penting, mereka harus pergi sejauh mungkin dari sana untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Heejin sudah tidak bisa bergerak kemanapun. Posisinya sudah benar-benar terkepung. Polisi terus berjalan mendekati perempuan itu. Keadaan Heejin benar-benar terdesak tapi wanita itu sama sekali tidak ingin menyerah. Ia masih tetap memegang pistolnya dengan erat sambil mengarahkannya pada para polisi itu.
"Turunkan senjata Anda sekarang!" Teriak salah seorang polisi.
"Tidak! Aku tidak akan menurunkannya!" Teriak balik Heejin.
"Menyerahlah sekarang, Jeon Heejin! Sebelum kami benar-benar membunuhmu!" Ancam Yeji. Ia dan yang lainnya sudah berada di tempat itu dan kini ikut mengepung Heejin.
"Wah...jadi ini semua rencanamu ya? Hebat! Sangat hebat! Harusnya aku berguru padamu supaya aku bisa sehebat kamu!" Heejin menyeringai lebar sambil menatap ke arah Yeji. Yeji ikut menyeringai lebar.
"Sudahlah...serahkan dirimu sekarang juga. Posisimu udah nggak bagus sama sekali," ujar Yeji.
Heejin tertawa saat mendengar ucapan Yeji itu. Ia tertawa begitu keras dan membuat bingung orang-orang yang ada di sana. "Kalau kamu jadi aku, kira-kira kamu bakal semudah itu menyerahkan diri?" tanya Heejin pada Yeji.
Kini giliran Yeji yang tertawa. Orang-orang itu sama sekali tidak paham dengan situasi yang terjadi. "Tentu saja tidak. Aku nggak akan menyerahkan diriku semudah itu."
"Paling tidak tujuanku harus sudah tercapai sebelum aku membusuk di penjara..."
"Baiklah." Heejin mulai menegakkan tubuhnya lalu tersenyum lebar ke arah Yeji. Ia mengarahkan pistolnya tepat ke arah perempuan itu. Yeji tidak tinggal diam begitu saja. Ia ikut mengarahkan pistolnya pada Heejin lalu tersenyum menyeringai.
"Aku akan mulai dari kamu dulu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe ✔
Fanfiction"I will always go towards you, And go find you until the end. Even slightly left behind, I'll catch up with you." -My universe-