"Appa, akhir bulan ini kita jadi pulang ke Korea kan?"
"Jadi kok, Appa udah pesen tiketnya."
Hyunjin dan keluarganya saat ini sedang makan malam di ruang makan. Sudah dua tahun ini, Hyunjin dan keluarganya tinggal di Australia. Rencananya mereka akan pulang ke Korea akhir bulan ini saat liburan musim panas.
"Kamu kayaknya seneng banget deh kita mau ke Korea. Nggak sabar ketemu Ryujin ya?" Goda Eomma Hyunjin. Kedua orang tua Hyunjin sudah mengetahui hubungan Hyunjin dan Ryujin saat ini. Mereka berdua sama-sama senang saat Hyunjin mengungkap hubungannya itu.
"Udah lama banget aku nggak ngasih kabar ke Ryujin gara-gara ponselku rusak waktu itu. Aku juga nggak inget nomer teleponnya Ryujin jadi yah...gitu deh." Balas Hyunjin dan mulai menghabiskan suapan terakhir makan malamnya itu.
"Kenapa nggak tanya Yeji aja? Yeji kenal Ryujin, kan?" Tanya Eomma Hyunjin pada anak perempuannya itu.
"Ponsel Yeji yang dulu udah rusak jadi dia sama sekali nggak nyimpen nomer siapapun sekarang selain nomer telepon keluarga." Jelas Hyunjin.
"Tapi eomma yakin pasti Ryujin bakal tetep nungguin kamu." Hyunjin hanya tersenyum menanggapi ucapan eommanya itu.
Setelah menyelesaikan acara makan malam mereka, Hyunjin berjalan menuju ke arah kamarnya. Ia sudah harus mulai menyiapkan barang-barangnya untuk pulang ke Korea. Ia tidak akan selamanya tinggal di Korea. Hanya liburan selama beberapa bulan saja sebelum akhirnya ia kembali lagi ke Australia. Ia masih harus menyelesaikan studinya di sini sebelum nantinya ia benar-benar tinggal di Korea.
Saat Hyunjin sedang memilih-milih pakaian, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Yeji muncul di ambang pintu dan segera masuk ke dalam kamar Hyunjin. Wanita itu langsung menghamburkan tubuhnya ke atas tempat tidur Hyunjin yang empuk.
"Kenapa? Tumben banget ke sini." Tanya Hyunjin yang memulai pembicaraan.
"Kamu kayaknya excited banget ya kita pulang ke Korea."
"Memangnya kamu nggak seneng kita pulang ke Korea? Udah lama banget loh kita ninggalin Korea."
"Sejujurnya sih, aku nggak mau balik ke Korea." Ucapan Yeji itu sukses menghentikan aktivitas Hyunjin saat ini. Dengan cepat Hyunjin mengalihkan pandangannya ke arah Yeji dan mulai berjalan menghampiri saudara kembarnya itu.
"Kenapa?" Tanya Hyunjin saat laki-laki itu telah sempurna duduk di tepi tempat tidurnya. Yeji membalik tubuhnya yang semula tengkurap menjadi telentang. Pandangannya menerawang menembus atap kamar Hyunjin. "Aku cuman ngerasa nggak siap aja."
Hyunjin segera menghela nafas pelan. Ia tadi memang sedikit kecewa dengan pernyataan Yeji, tapi setelah mendengar alasan wanita itu, ia berusaha untuk memahami kondisi Yeji.
"Kalau gitu gimana kalau diundur aja ke Koreanya? Nunggu kita lulus kuliah sekaligus nunggu kamu sampai siap? Jadi kita nggak perlu cepet-cepet pergi ke Korea akhir bulan ini." Yeji mengalihkan pandangannya ke arah Hyunjin yang sedang menatapnya dengan hangat.
"Kamu nggak apa kita nggak jadi pergi ke Korea akhir bulan ini? Gimana sama Ryujin? Kamu kan belum kasih kabar apa-apa sama dia? Kalau diundur, bisa aja dia ninggalin kamu, kan?" Tanya Yeji bertubi-tubi. Sejujurnya ia terkejut dengan jawaban Hyunjin itu. Ia kira Hyunjin akan marah padanya karena mereka tidak jadi ke Korea. Yeji tahu betul keinginan terdalam Hyunjin selama beberapa tahun ini untuk pulang ke Korea dan menemui Ryujin.
"Yah...kalau dia ninggalin aku, berarti anggep aja dia bukan jodohku..." Balas Hyunjin sambil tersenyum tipis. "Gimana? Mau aku bilangin ke eomma sama appa sekarang supaya mereka batalin jadwal penerbangannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe ✔
Hayran Kurgu"I will always go towards you, And go find you until the end. Even slightly left behind, I'll catch up with you." -My universe-