Sejak kejadian pesan anonim malam itu, hidup Ryujin menjadi berubah. Orang itu terus mengganggunya setiap hari dengan mengirimkan pesan-pesan yang membuat bingung. Ryujin sudah memblokir nomor itu berkali-kali, namun nomor anonim lainnya akan muncul dan mengirimkan pesan serupa. Ryujin sendiri tidak bisa berganti nomor begitu saja. Ada banyak kontak orang-orang penting dalam ponselnya, jadi ia tidak bisa menggantinya.
Sebenarnya orang itu tidak melakukan spam sama sekali. Ada jam-jam tertentu dimana orang itu akan mengiriminya pesan dan mulai bertanya yang aneh-aneh. Ryujin tidak tahu maksud dari pertanyaannya dan juga Ryujin tidak merasa telah melakukan hal itu.
Ia tidak pernah mem-bully siapapun. Hyunjin bisa menjadi saksinya karena mereka satu sekolah dulu dan ia selalu bersama dengan Hyunjin.
Tapi walaupun Ryujin merasa tidak melakukannya, tetap saja pesan-pesan itu begitu mengganggu pikirannya. Beberapa hari ini ia tampak lebih sering diam daripada biasanya. Itu karena ia berusaha untuk mengorek isi kepalanya agar dapat menemukan kenangan-kenangan lamanya dimana ia melakukan suatu kesalahan pada orang lain sehingga orang itu melakukan balas dendam padanya saat ini. Namun mau dicari bagaimanapun, Ryujin tidak menemukan kenangan itu. Lain halnya dengan masa SMA-nya yang penuh dengan drama, masa SMP-nya terasa begitu membosankan karena ia menjalankannya dengan begitu baik.
Lalu, kenangan apa yang membuatnya menjadi target seseorang seperti ini? Apa mungkin orang itu salah orang? Tapi sepertinya tidak mungkin karena di pesan-pesan itu tertulis jelas nama lengkapnya. Tidak mungkin pesan itu adalah pesan salah sambung.
"Heii Jin..."
"Hah?" Ryujin segera kembali ke alam sadarnya begitu mendengar suara Hyunjin yang begitu dekat di telinganya.
"Kamu ngelamun? Ngelamunin apa?" Tanya Hyunjin yang sekarang tampak begitu penasaran.
Ryujin segera menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu mengusap wajahnya kasar. "Nggak kok. Aku cuman agak ngantuk aja, jadi kurang fokus. Kamu ngomong apa aja tadi?" Tanya Ryujin yang telah mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Aku tadi bilang kalau ponselmu dari tadi bunyi. Kamu nggak mau ngecek? Siapa tau dari orang penting." Ujar Hyunjin sambil menunjuk ke arah ponsel Ryujin yang terletak di atas nakas samping tempat tidur Hyunjin. Siang ini, Ryujin menghabiskan waktu di rumah Hyunjin karena ia malas berjalan-jalan keluar. Yang penting bagi Ryujin adalah menghabiskan waktu berdua dengan Hyunjin.
Tapi sepertinya ia sedikit mengacaukan momennya karena sedari tadi ia sibuk berkutat dengan isi pikirannya.
"Oh, oke. Thank you." Ryujin segera berdiri dari posisinya lalu berjalan ke arah nakas. Ia mengambil ponselnya dan melihat pesan-pesan yang masuk. Ryujin segera menghela nafas. Pesan itu rupanya dari pengirim anonimnya lagi. Kali ini pesannya sedikit lebih banyak daripada biasanya.
Anonim
Mau sampai kapan kamu mengabaikanku?
Kamu kira aku nggak berani buat bongkar kebusukanmu selama ini?
Aku bisa kasih tau sekarang juga ke pacarmu gimana sifat aslimu
Aku juga punya buktinya jadi kamu nggak bisa ngelak
Kamu boleh lupa atas kejadian itu, tapi kejadian itu teringat selalu di memoriku
Kamu nggak akan bisa kabur kemanapun
Aku menginginkan sebuah keadilan
Ryujin kembali menghela nafas. Orang itu sudah benar-benar gila rupanya. Baru saja Ryujin hendak menaruh ponselnya, benda kotak itu kembali bergetar menandakan sebuah pesan baru saja masuk. Mau tak mau Ryujin kembali membuka ponselnya dan membuka pesan baru itu. Pengirimnya masih sama dengan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe ✔
Fanfic"I will always go towards you, And go find you until the end. Even slightly left behind, I'll catch up with you." -My universe-