Hari ini, Ryujin tampak lebih gelisah daripada hari-hari sebelumnya. Kepalanya benar-benar terasa penuh karena terus memikirkan penerornya itu sekaligus dengan keberadaan Heejin di dekatnya. Ia benar-benar yakin bahwa Heejin memang ada hubungannya dengan masa lalunya itu. Tapi hal itu tidak terlalu membuatnya pusing. Hal yang membuatnya lebih pusing sejak tadi pagi adalah orang yang menerornya itu akan mengungkapkan kasus pembullyan dirinya pada Hyunjin hari ini.
"Jin, belum siap-siap?" Ryujin yang sedang asyik melamun di sofa kamar Hyunjin langsung dikejutkan oleh Hyunjin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Rambut laki-laki itu tampak basah dan sedang dibalut oleh sehelai handuk.
"Ah...hmm...kita hari ini di hotel aja nggak apa-apa, kan? Aku agak males buat keluar-keluar." Ujar Ryujin sambil memaksakan sebuah senyuman.
"Yakin? Atau kamu lagi nggak enak badan ya sekarang? Kepalamu sakit lagi? Mau ke dokter?" Bukannya menyetujui ucapan Ryujin itu, Hyunjin justru malah memberi banyak pertanyaan kepada Ryujin.
"Nggak kok. Aku cuman lagi nggak pingin keluar-keluar aja. Mau di sini aja seharian sama kamu. Sini..." Ryujin segera merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Melihat tingkah Ryujin yang seperti itu membuat Hyunjin ingin sekali mencubit pipi kekasihnya itu. Ia langsung berjalan ke arah sofa dan duduk di samping perempuan itu. Baru saja ia menyentuh sofa itu, Ryujin sudah menarik tubuh Hyunjin ke dalam dekapannya dan memeluk laki-laki itu seerat mungkin.
"Tumben banget hari ini kamu manja. Nggak biasanya kamu kayak gini." Ujar Hyunjin sambil mengusap lembut puncak kepala Ryujin.
"Sekali-sekali nggak apa lah. Aku kan juga pacar kamu. Memangnya kamu nggak suka aku manja-manjaan kayak gini?" Ryujin telah melepaskan pelukannya dan kini menatap Ryujin dengan tatapan sedikit kecewa.
"Siapa bilang aku nggak suka? Justru aku nungguin kamu kayak gini tau." Balas Hyunjin sambil mencubit pipi Ryujin. Sejak tadi laki-laki itu sudah tidak tahan ingin melakukan hal itu. "Oh ya gimana kalau kita ke cafe depan hotel sebentar? Aku mau beli kopi di sana. Semalem aku begadang gara-gara mabar bareng Jaemin dan sekarang aku ngantuk banget. Nggak apa-apa, kan?"
"Oke deh. Sekalian beliin kue yah. Hehehe..."
"Siap bos!" Timpal Hyunjin sambil memasang pose hormat ke arah Ryujin. Perempuan itu hanya bisa tertawa melihat tingkah konyol Hyunjin.
Ryujin dan Hyunjiin telah sampai di dalam cafe. Mereka memutuskan untuk duduk dulu di sana sebelum kembali ke hotel. Ryujin masih ingin menikmati suasana cafe itu, apalagi musik favoritenya baru saja terputar, membuat Ryujin enggan untuk pergi dari sana.
Ryujin telah memilih sebuah tempat duduk di dekat jendela. Di sana, mereka bebas melihat-lihat keadaan di luar. Tak butuh waktu lama, seorang pelayan berjalan menghampiri mereka dan menyerahkan pesanan mereka. Hyunjin memesan sebuah Frappucino sedangkan Ryujin memilih strawberry smoothies. Kedua orang itu juga memesan sebuah cake sebagai pendamping minuman mereka itu.
"Hyunjin?" Mendengar sapaan seseorang itu, membuat Hyunjin maupun Ryujin segera menolehkan pandangan mereka ke arah orang itu. Ryujin segera membeku di tempat. Wajahnya tampak begitu tegang saat melihat orang tersebut.
"Heejin? Kamu di sini juga? Ngapain?" Tanya Hyunjin yang begitu terkejut dengan kehadiran Heejin. Ryujin sendiri tidak bisa berkata apa-apa selain memaksakan sebuah senyum. Jantungnya terus berdegup dengan kencang. Ia semakin yakin bahwa Heejin adalah penerornya dan wanita itu ingin menjalankan aksinya saat ini.
"Reunian sama temen-temen lama aku. Kalian sendiri kenapa di sini? Liburan?" Balik tanya Heejin sambil melirik ke arah Ryujin.
"Iya. Habis ini kan aku balik ke Aussie, jadi aku mau habisin sisa-sisa waktuku berduaan aja sama Ryujin. Hehehe..." Ujar Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe ✔
Fanfiction"I will always go towards you, And go find you until the end. Even slightly left behind, I'll catch up with you." -My universe-