BBOP #2 - REVISI

32 6 15
                                    

Langit, Rangga dan Alex berjalan santai menuju mading sekolah, mereka berhenti ketika berada tak jauh dari mading.

"Ntaran aja dah, nunggu sepi." ajak Rangga, ketika melihat banyak orang didepan mading.

Pembagian kelas 11 dan 12 sudah ditentukan, lembaran yang menentukan mereka dikelas mana itu tertempel di mading.

"Itu ka Langit!!!"

"Eh iya ka Langit!!"

"Ka Langit!!"

"Kakak minta tanda tangannyaa!"

Langit dkk menoleh heran ke kanan, sumber suara yang sangat ramai itu di lontarkan oleh para peserta MOS cewek yang siapa menerkam Langit.

"Eh buset Ngit, sejak kapan lo jadi ngatris." timpal Alex.

"Astaghfirullah Ngit, udah berapa cewek yang lu mainin?" tambah Rangga.

"Eh babik kalian, anjir kok-"

"KA LANGIT!!!"

"KA LANGIT MINTA TANDA TANGANNYAA!"

"KAKAK!!"

Langit meneguk salivanya susah, "Eh apa apaan nih?" sontak Langit segera berlari menyelamatkan diri.

Bayangkan saja hampir satu kecamatan menghampirinya bak penagih hutang bulanan, Langit berlari sekuat tenaga mencoba mencari tempat teraman untuk dia bersembunyi.

Dari jauh Langit dapat melihat Alyne dan beberapa temannya, sedang berbincang didepan toilet.

Langit bersembunyi dibelakang Alyne, "Bentar doang, bantuin gue."

"Eh? Ngapain lo anjir!" Alyne menoleh kebelakang.

"Udah diem, bentar doang su."

"KA LANGIT!"

"KA- LOH KA LANGITNYA HILANG!!"

"IHH KA LANGIT!!"

Alyne menahan tawanya, "Langit, gue minta maaf sama lo sebelumnya."

Langit membuka matanya, "Hah?"

"WOI NYARI LANGIT YA?! INI DIA DISINI!" teriak Alyne.

Sontak para rombongan penagih hutang bulanan-peserta MOS cewek itu menoleh dan langsung menghampiri mereka.

"Anjip lo Lin!" umpat Langit, lalu kembali berlari menyelamatkan diri.

"Dih nyalahin gue, lo aja tuh bikin gue naik darah." cicit Alyne.

"Udah ayo buruan ke UKS, ntar tambah tembus tuh ke rok lo." saran Cia, yang langsung diangguki Alyne dan Vara.

Bagaimana Alyne tidak kesal, dia tiba tiba saja kedatangan tamu saat menyalin tugas Vara dikelas. Ditambah lagi Langit yang bersembunyi dibelakangnya, benar benar tidak tahu malu.

Disisi lain seorang cewek tengah merapikan pakaiannya karna sedikit berantakan saat mengerjakan tugas MOS, Selanjutnya gue harus nyari dia-batinnya.

Baru saja hendak melangkah, tiba tiba saja seseorang menabraknya membuat ia terjatuh dan mengaduh kesakitan.

"Aduh." rintihnya merasa bokongnya kesakitan karna terhentak lantai.

"Eh sorry, gue gak liat." Langit mengulurkan tangannya, ingin membantu namun tiba tiba para peserta MOS cewek itu datang kembali menghampiri dia.

Langit sontak menarik lengan orang itu, dan membawanya ikut berlari menuju ruang rahasianya.

"Eh bentar, kenapa gue jadi ikutan lari?" tanyanya, namun tak didengar Langit.

Langit sampai digudang, tempat teraman dia saat ini. Ia mencoba menetralkan nafasnya, lalu tersadar ia membawa seseorang bersamanya.

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang