BBOP #21 - REVISI

15 3 30
                                    

Netta dan Rena berjalan menuju kantin, bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Mereka ingin memakan batagor sekarang.

Netta tersenyum ketika melihat Langit dan kedua temannya sedang bercanda ria disalah satu meja, gadis itu mendekati Langit.

"Dor!"

Langit menoleh dengan wajah datarnya, lalu kembali memakan nasi padangnya tanpa memperdulikan kehadiran Netta.

Loh? Langit kenapa?-pikirnya.

"Langit lo kenapa?" tanya Netta sembari menatap Langit dari samping.

"Gue duluan ke rooftop." ucap Langit, lalu bangkit dan pergi dari sana. Membuat Netta semakin bingung dibuatnya.

Ingin rasanya gadis itu bertanya kepada kedua sahabat Langit, namun rasa gengsinya terlalu tinggi sekarang.

Netta memilih mendekati Rena yang sedang memesan batagor, ia menatap kearah tempat duduk yang tadi Langit duduki.

"Langit kenapa ya? apa dia marah sama gue? tapi gue salah apaan?" gumamnya.

***

"Ah! gila gue hampir gak tahan buat gak ngobrol ma Netta." racau Langit, ia mengacak rambutnya pelan.

Pintu rooftop terbuka, memperlihatkan seorang cewek dengan plastik cilok dan segelas es jeruk ditangannya.

"Lo kenapa ngejauhin Netta?" Alyne berjalan mendekati Langit, ia duduk diatas meja yang ada dirooftop itu.

Alyne memakan cilok yang ada ditangannya, sembari menatap Langit yang berantakan.

"Gue pengen ngeprank dia."

Alyne mengerutkan keningnya, "Prank? gimana?"

"Iya ngeprank, gue bakalan gak ajak dia ngobrol sampai hari H." Langit duduk disebelah Alyne.

"Oh."

"Tapi, tadi gue hampir aja keceplosan pengen ngobrol ma dia." Langit mengusap wajahnya kasar.

"Lagian lo juga, masih jauh juga hari H nya udah mulai diprank aja." Alyne kembali memakan ciloknya.

"Prustasi gue, Lin." Langit menyomot cilok yang hendak dimakan Alyne.

Membuat Alyne rifleks menabok punggung Langit kencang, "Makan noh prustasi."

"Uhuk uhuk.." Langit yang hendak mengunyah cilok itu tiba tiba langsung tertelan.

"Hm mampos." Alyne mengeretut kesal, biarkan saja sahabatnya itu tersedak.

"Uhuk uhuk.." Langit memegangi lehernya.

Alyne meneguk salivanya susah, ini Langit beneran keselek apa cuman mau ngeprank?

Alyne diam menatap Langit yang terbatuk batuk sembari memegang lehernya, gadis itu berdecak lalu memberikan es jeruknya kepada Langit.

Langit segera meminum es jeruk itu sampai habis, ia lega lalu menatap Alyne kesal, "Lo mau bunuh gue, Lin?"

Alyne mengeleng kepalannya.

"Terus kenapa lo gak ngasi cepet gue minuman tadi?"

"Gue kira lo ngeprank."

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang