BBOP #9 - REVISI

17 4 17
                                    

Bel yang ditunggu semua murid akhirnya berbunyi, mereka segera bersiap siap pulang. Seharian di sekolah dan jam kosong membuat mereka bosan.

"Langit besok inget jangan telat." peringat Alex, sembari membawa tasnya di bahu kanan.

"Gak mungkin telat gue mah." Langit mengajak kedua temannya pulang, sembari berjalan dengan wajah tersenyumnya.

"Kekelas Alin bentar." Ajaknya membuat Rangga dan Alex ikut berbelok kearah kelas Alyne yang berada tepat disebelah kelas mereka.

Keluarlah Alyne dengan kedua sahabatnya, menatap Langit bingung, "Ngapain?" tanyanya.

"Lo pulang gak ada yang jemputkan?"

Alyne terdiam sejenak lalu menatap Rangga sekilas, "Kenapa emang?"

"Pulang bareng-"

"Langit."

Mereka menoleh kekanan, begitu juga Alyne yang menatap bingung Netta, Udah pada baikan?-pikirnya.

"Kenapa Net?" Langit mendekati Netta, sembari mengacak rambut gadis itu pelan karna gemas.

"Gue boleh nebeng lo gak?" tanyanya.

Langit menimang permintaan Netta, lalu menoleh kearah Alyne, baru saja hendak membuka mulut Alyne sudah terlebih dulu menyela.

"Gue bareng Vara kok."

"Serius?" tanya Langit lalu diangguki Alyne.

"Udah sana kasian Netta kelamaan nunggu."

Langit mendengus ada rasa tak tega meninggalkan sahabatnya ini, tapi rasa ingin bersama Netta sekarang terlalu tinggi hingga ia tidak bisa memilih.

Langit menatap Rangga tajam, "Anterin Alin, sampe rumah jangan ada lecet. Kali ini gue ijinin."

Alyne menganga, "Eh kok? gue bisa pulang sendiri."

"Gue cabut, gue duluan." Langit menarik Netta keparkiran.

Membuat Alyne mendengus karna keputusan sepihak yang diucapkan Langit.

***

"Ini gapapa kan gue nebeng?" tanya Netta memastikan kembali.

Langit mengangguk, "Lo kenapa si nanya mulu, udah bawel ya sekarang." Langit terkekeh.

"Ihh suka banget si bikin gue kesel." Netta mengembungkan pipinya.

Membuat Langit tak tahan ingin mencubit pipi yang ia rindukan itu, Gak ada bedanya si cuman penampilan nya aja.

"Langit ayo."

Langit tersadar dari lamunannya, lalu menyalakan mesin motornya dan membawa Netta ketempat tujuan.

"Rumah lo masih sama disanakan?" tanya Langit sedikit mengeraskan suaranya.

"Udah bukan disana, lo tau komplek Melati 10?"

Langit mengernyit, Itu bukannya komplek rumah Alin?

"Tau."

"Nah kesana ntar ada pagar warna biru, nah disitu." Netta refleks memeluk Langit ketika cowok itu tak sengaja melajukan motornya.

Langit sampai ditempat yang Netta arahkan, lalu menoleh kekanan tepat pagar hitam yang menjulang tinggi dengan cat rumah berwarna putih ke creaman.

Jadi mereka seberangan? tetanggan dong?

"Langit mau mampir gak?" tanya Netta ramah, sembari menatap Langit bertanya.

"Gue mau langsung pulang aja."

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang