BBOP #1 - REVISI

48 7 14
                                    

Langit memakai jas merah berlogo OSIS itu, sembari menaiki panggung.

"Saya Revan Laviro Neolan, selaku wakil osis. Berterima kasih kepada peserta MOS karna telah memakai atribut sesuai yang diterapkan."

"Oke selanjutnya," Revan menoleh kebelakang, memberi aba-aba ke Langit untuk maju.

"Selanjutnya acara penyambutan akan dilanjutkan oleh ketua osis kita, Langit silahkan berdiri ditempat." mempersilahkan Langit untuk menggantikannya.

Langit berbisik ke Rara, "Ra, masalahnya gue gatau harus ngomong apaan."

"Yaela tinggal nyambut doang. Sana udah cepatan kasian tuh mereka kepanasan." Rara mendorong Langit.

Langit mendengus, lalu mengetok mic nya, "Tes Langit tampan dan berwibawa. oke lancar."

"Gue Aruna Langit Rahagi, selaku ketua osis..." Langit menoleh kesamping, berbisik ke Revan yang berada tetap disebelahnya.

"Otak gue ngeblank, tolongin."

"Aelah Ngit," Revan menatap Langit tak percaya, lalu membisikan sesuatu ke Langit.

"Ih geli." jangan lupakan wajah Langit yang iseng.

Ravan refleks menabok bahu Langit, "Kampert lo ya, jangan bikin ulah deh."

Sebagian para peserta MOS tertawa, ada yang senyum senyum ga jelas karna melihat ketampanan Langit, bahkan ada yang bersin karna kepanasan.

"Ehm, maaf sebelumnya karna gue kalian jadi kepanasan. Sabar ya manis tunggu bentar ini semua karna Bu Susi maksa gue, gue bahkan belum sempet makan nasi padang sama es teh kesukaan gue." curhatnya.

"Selamat datang di SMA Trajuna Bangsa! sekolah yang akan menjadi rumah kedua kalian, tempat kalian kedepannya mencari ilmu."

"Gue Langit selaku ketua osis dan bertanggung jawab atas osis, dengan ini menyatakan MOS tahun ajaran baru resmi dimulai."

"Pesan gue, Jangan terlalu memaksa kan diri buat belajar, enjoi aja oke. Karna otak juga perlu istirahat." Langit tersenyum bangga karna ia mampu berbicara lancar diatas panggung itu.

Semua orang yang ada disana memberikan tepuk tangan ke Langit, bahkan para anggota osis tak percaya bahwa yang dipanggung itu Langit.

"OI LANGIT!! MUKA LO JELEK!!!" teriak siswa dengan wajah mengejeknya.

Langit menoleh kesumber suara, ia menemukan Alyne yang sedang memeletkan lidahnya mengejek Langit.

"Awas ya lo! Liat aja lo Lin!" Langit menunjuk kearah Alyne, namun seketika ia terdiam karna tanpa sadar ia menangkap seseorang yang ia kenal disekitar Alyne.

Langit memicingkan matanya, memperjelas penglihatannya. Netta?

Revan mengambil alih mic, "Untuk ketos terimakasih atas penyambutannya, oke selanjutnya gue Revan akan memberikan paduan kekalian untuk MOS ini."

Langit menjitak kepala Revan, "Gue masih mau ngomong."

"Gak gak gausah!"

"Ih bentar doang mau ngegombal, bukan Langit namanya kalau gak ada gombalnya."

"Bentar doang awas aja lo."

"Ehm tes," Langit menatap kedepan memperluas penglihatannya, "Kamu jadi manusia jangan serakah."

Semua terdiam, menata aneh Langit.

"Udah narik perhatian, narik hati gue juga."

blush...

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang