Langit sampai digarasi rumahnya, ia memarkirkan motornya ditempat biasanya lalu mengajak Netta masuk kedalam rumah.
"Langit tampan pulang!"
Sepi. Itu yang Netta rasakan ketika masuk kedalam rumah Langit, mereka berjalan kearah ruang tengah.
Langit mendengus, ketika melihat Alyne yang sedang mengoles roti dimeja makan, lihat lah sahabatnya ini benar benar diluar nalar.
Netta mengernyit bingung, ketika melihat Alyne yang sedang mengoles roti itu menatap mereka datar sembari memakan rotinya.
"Baru pulang?" Alyne mengunyah rotinya, sembari menatap jam didinding.
"Ka Alyne kok ada disini?"
"Hm?" Alyne berjalan mendekati mereka, "Gue ada urusan sama adek dia." ucapnya sembari menunjuk Langit dengan dagunya.
"Bunda gue mana?" Langit melirik kearah dapur kosong.
"Ada lagi dibelakang, ngambil cabe katanya." Alyne menatap Netta, "Lo ngapain disini?"
"Gue ada urusan sama dia." sahut Langit, ia terkekeh dengan raut Netta yang sedikit tak mengerti dengan keberadaan Alyne yang tiba tiba ada dirumahnya.
"Netta, lo tunggu bentar disini ya. Gue mau ngambil keatas dulu." Netta mengangguk.
Langit berjalan kekamarnya sedikit berlari, ia tak ingin membuat Netta menunggunya lama. Langit menaruh tasnya diatas kasur, lalu berjalan kelemari dan mengambil kotak yang ada diatas lemari itu.
Sedikit berdebu, ia mengambil tisu yang ada diatas meja dan membersihkannya. Langit tersenyum kecil ketika mengingat buku dongeng Netta yang berjudul "Sarung Man!"
Sungguh cerita yang aneh, Langit membawa kotak itu kebawah.
Loh? Netta mana?
"Agi makan siang dulu sini." Langit menoleh ketika mendengar suara Tias, dimeja makan sudah ada Netta, Alyne, Tias dan sang adik disana.
"Iya bund." sahutnya, lalu meletakan kotak itu diatas meja didekat sana. Langit berjalan kearah meja makan.
"Jadi, dia teman bang Langit?" Arin bertanya sembari memakan makanannya.
"Iya." Langit duduk disebelah Netta.
"Nih." Tias memberikan piring kepada Langit.
Langit mengambil lauknya, lihat lah sahabatnya itu sudah lahap makan duluan dibanding dirinya.
Tias terkekeh ketika melihat Alyne yang makan dengan lahap, "Alin, makannya pelan pelan aja."
Alyne tersenyum tanpa dosa, "Enak bund."
Arin yang melihat itu pun ikut terkekeh, "Masakan Buna kan emang paling enak."
"Oiya ka, tau gak kemaren bang Langit jatoh didepan rumah kepeleset."
"Uhuk!" Arin tersentak lalu memberikan segelas air ke Alyne.
"Pfft." Alyne menahan tawanya, sesudah meminum segelas air.
Jangan ketawa Lin! jangan ketawa! ntar nasinya masuk keidung lo!-batin Alyne.
Tias mengeleng kepalannya, lalu menatap Netta, "Jadi kamu yang namanya Netta?"
Netta mengangkat kedua alisnya, "Iya tan."
Langit menyuap sesendok nasi pada mulutnya, ia memilih diam dan mengamati interaksi yang sekarang ada didepannya.
"Anaknya manis ya, Tante dari dulu pengen banget ketemu kamu." Netta tersenyum canggung.
"Si Agi dulu suka banget ceritain kamu, eh pas Tante suruh ajak ke rumah katanya kamu udah gak di Indonesia lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/254110863-288-k347580.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend To Love
Teen FictionBBOP TAHAP REVISI ! Judul awal : Baby Boy Om Prindapan - BBOP (11/01/21) Judul baru : Friend to Love (30/05/21) [⚠️PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!⚠️] Friend To Love : Aruna Langit Rahagi •──────────────────────────• Aruna Langit Rahagi, siswa yang popul...