Friend To Love

BBOP #4 - REVISI

"Tes, satu dua. Perhatian bagi murid Trajuna Bangsa, hari ini kalian akan pulang cepat dikarenakan ada rapat dadakan para guru. Jadi silahkan kalian bersiap siap 5 menit lagi, sebelum bel pulang berbunyi, sekian terima kasih perhatiannya." suara Pak Ratno terdengar jelas dispiker sepanjang penjuru kelas, semua murid yang mendengar bersorak gembira.

"Lucky banget gue hari ini." ucap Alex, sembari menghabiskan bakwannya.

Langit dkk, sudah berada dikantin setelah kejadian di UKS tadi siang. Lihat saja Langit sekarang tangannya sudah diberi plester karna sedikit membengkak.

"Gue gak lucky sumpah." sahut Langit, sembari melepaskan seragam putihnya karna gerah.

"Heh, masih disekolah lo udah cabut baju aja."

"Biarin lah, bentar lagi juga pulang." jawabnya sembari memainkan hp.

online

Arinagrande
|bang langit

|kata buna nanti sore jemput dirumah tante Ratna.

Langit mendengus adiknya ini selalu saja memangil bunda dengan sebutan buna, Biar apa coba? biar kyud gitu?

LangitTampan
Bunda! bukan buna!|

Iya ntar gue jemput|

Bertepatan dengan bunyi bel pulang, seseorang memanggil Langit. Membuat sang empun nama menoleh.

"Manggil gue?" tanyanya.

Vara mengangguk, "Kata Alin dia nunggu di depan UKS."

Langit mengangguk, "Iya."

"Kalau gitu kita duluan." ucapVara sembari menarik Cia yang menyimak mereka.

Alex menatap kepergian mereka, "Eh itu namanya siapa?" tanya Alex.

"Hah? yang mana?" Rangga mengikuti arah pandang Alex, yang mengarah pada kedua teman Alyne.

"Itu tadi yang ngobrol ma Langit."

"Setau gue Vara, lo naksir?" kaged Rangga, menutup mulutnya segera ketika mendapat tatapan tajam Alex.

"Gue nanya nama dia doang, bukan berarti gue naksir." Alex mendengus sebal.

"Halah, malu malu kocheng." sahut Langit, sembari terkekeh.

"Nyinyinyi, semerdeka kalian."

Langit berdiri, sembari membawa seragam putihnya, "Gue duluan ya."

"Kok cepet banget? Lo gamau ikut kita nongkrong dirumah Radhit apa?" tanya Rangga, sembari menaik turunkan alisnya.

"Engga, gue ada urusan." tolak Langit, dia memang tidak berbohong kan? sang Bunda kini pasti menunggunya dirumah tantenya.

"Urusan apa urusan sama Alin?" Alex meminum teh esnya, sembari membuang muka berlagak seperti tak terjadi apa apa.

"Heh, ngadi ngadi. Yaudah gue duluan, salam buat Radhit dari Langit tampan." Langit tersenyum pede.

"Iye, kalau kita inget."

"Ye.. solimi banget kamu ini."