BBOP #6 - REVISI

20 5 18
                                    

Langit berjalan kearah dapur, disana sudah ada Tias dan Arin. Jika kalian mencari Senja dia sibuk dengan pekerjaan.

"Agi sarapan dulu sini." suruh Tias, mengambilkan piring untuk Langit.

"Gausah bund, Langit mau sarapan disekolah aja." tolak halus Langit, ia menghabiskan segala susu yang ada dimeja.

"Yaudah hati hati ya, jangan ngebut ngebut." peringat Tias, lalu menyalimi Langit.

"Bang Langit, Arin ikut Abang ya."

Arina Lestari, adek Langit yang menginjak masa remaja anak kelas 3 SMP, Arin yang menyukai warna hitam dan anak tiktok.

Langit menoleh ke Arin, "Gak, lo sama gojek aja."

"Buna liat bang Langit." adunya, membuat Langit menggeleng pelan Buna buna buna mulu.

"Yaudah buru, lama gue tinggal." Langit melangkahkan kakinya keluar rumah, mengambil helm full face nya yang berwarna hitam, dan mendekati motor kesayangannya.

Langit menaiki motor ninjanya, menyalakan mesin agar panas sembari menunggu Arin.

Ia mengeluarkan hpnya, mencari kontak sang sahabat dan menekan logo panggilan.

"Hah halo?"

Langit tersenyum ketika mendengar suara cempreng Alyne, "Mau gue jemput gak?"

"Ogah, gue sama bang arsen."

"Dih nolak cogan kek gue ntar karma loh."

"Bodoamat!"

"Beneran gue ga-" kalimat Langit terhenti ketika mendengar bunyi 'pip' ditelinganya.

Ia menatap layar ponselnya, tersenyum sekilas lalu menggeleng.

Lihatlah sahabatnya yang satu ini penuh dengan kejutan, biasanya Alyne yang meminta Langit agar menjemputnya, tumben sekali ia menolak.

"Ayo bang." Arin sudah siap dengan helm pinknya.

***

Langit memarkirkan kendaraannya, ia melepas helm full facenya dan merapikan rambutnya.

Tangan kanannya ia arahkan kekancing palang atas dan melepaskan tiga baris kancing itu, membuat baju kaos hitamnya sedikit terlihat. Turun dari motor dan berjalan santai memasuki sekolah.

"Liat deh, itu ka Langit kan?"

"Iya ganteng banget."

"Ih gue pengen ajak fotbar."

"Ka Langit sapa gue dong."

Langit tersenyum kecil, merasa kagum pada dirinya sendiri. So liat sendiri kan kalau fans gue banyak.

"Woi Langit!" Alex menghampiri Langit, ia baru saja selesai memarkirkan kendaraannya.

"Eh fans gue." sapa Langit tersenyum pede, membuat kaum hawa yang ada disekitar menjerit senang melihat senyum Langit yang bisa dibilang manis.

"Ogah ye amit amit." Alex merapikan rambutnya, berjalan beriringan bersama Langit menuju kelas mereka.

"Rangga mana Rangga?" tanya Langit merasa ada yang kurang ketika sampai dikelas.

"Gatau, katanya bakalan telat." jawab Alex melempar tas nya diatas meja.

Langit mengangguk paham, lalu mengajak Alex kekantin untuk sarapan. Saat melewati kembali parkiran, Langit tak sengaja melihat Alyne bersama cowok diparkiran ia bisa melihat Alyne berterima kasih kepada cowok itu.

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang