Bel berbunyi, membuat para murid Trajuna Bangsa berjalan cepat menuju kelas mereka masing masing, begitupun dengan Langit Rangga dan Alex.
Kini mereka sudah duduk dipojok belakang kelas mereka, menunggu guru yang mengajar masuk kekelas.
Langit tersadar akan sesuatu, "Eh bukannya kita belum dikasih jadwal?" tanyanya kepada Rangga dan Alex.
"Lah iya." setuju Rangga.
"Lah ini guru kek gimana si?" Alex mencari seseorang dikelas mereka, kepalanya menoleh kenanan dan kekiri.
"Lin! Lino!" panggil Alex, si empun nama menoleh dan bertanya, "Ini kita udah dikasih jadwal belum si?"
Lino menatap teman sebangkunya, "Belom, katanya ini mau dibagiin, makanya tunggu disitu jangan kemana mana. Suka bolos si jadi gak tau kabar." sindirnya si mantan ketua kelas semasa kelas 10.
"Mampos." Langit menertawai Alex yang terdiam.
"Itu berlaku buat lo juga bangke!" sahut Alex menjitak Langit.
"Aduh anjip! sakit ogeb!" Langit mengelus dahinya yang merah.
Tok.. tok..
Dua orang masuk dan memberi salam, "Kita cuman disuruh pak Harto buat bagiin jadwal, so jangan ribut."
Revan tersenyum kearah Langit, lalu mengambil beberapa lembaran ditangan Alyne.
"Gue bagian kiri." Alyne berjalan kebangku deretan kiri, lalu membagikan selembaran yang ada ditangannya.
Revan mulai ikut membagikan selembarannya, sampai dibangku Langit ia memberikan selembar kertas.
Lalu berbalik hendak kedepan, namun terhenti ketika Langit bersuara. "Kok jadi lo pada yang bagiin?"
Revan menoleh, "Kenapa emang? masalah?" lalu kembali kedepan.
"Van gue kurang satu." pinta Alyne, lalu mengambil selembar kertas ditangan Revan dan memberikannya kepada murid yang tadi belum kebagian.
"Sekian terima kasih perhatiannya." Revan dan Alyne keluar dari kelas Langit.
"Gue liat liat si Alin ma Revan cocok deh." komentar Alex.
"Gak." Rangga dan Langit kompak menolak.
Alex menoleh ke kedua sahabatnya, "Kok barengan gitu nolaknya?"
Langit menoleh ke Rangga, "Dia yang ikut ikutan."
"Dih ogah, gue kan cuman jawab jujur. Emang kenyataannya mereka gak cocok." jelas Rangga, lalu menatap selembaran yang ada ditangannya.
"Nah setuju." jawab Langit, lalu mengeluarkan hpnya.
Alex mengeleng kepalannya pelan, merasa kesal melihat kedua temannya seperti ini.
***
"Gue kekelas duluan ya." pamit Alyne, ketika mereka ingin memberikan sisa lembaran jadwal ke meja pak Harto diruang guru.
"Loh, yaudah deh." Revan mengangguk, lalu masuk kedalam ruang guru.
Meninggalkan Alyne yang menatapnya tersenyum, Berabe kalau gue ketemu Bu Melly-pikirnya.
Alyne berjalan menuju kelasnya, dengan wajah yang ceria. Kalian tau kenapa? karna 2 hari kedepan sekolah mereka akan banyak jam kosong, itu yang ia dengar ketika mengambil selembar jadwal dimeja pak Harto tadi pagi.
Kekantin bentar gapapa kali ya?-pikirnya.
Lalu membelokkan diri menuju kantin, Alyne bisa melihat beberapa peserta MOS yang sedang mengelilingi sekolah bersama Rara sebagai pemandu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend To Love
Ficção AdolescenteBBOP TAHAP REVISI ! Judul awal : Baby Boy Om Prindapan - BBOP (11/01/21) Judul baru : Friend to Love (30/05/21) [⚠️PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!⚠️] Friend To Love : Aruna Langit Rahagi •──────────────────────────• Aruna Langit Rahagi, siswa yang popul...