"Ya. Namun, jika lulus tes nilai, kita akan dikirim untuk praktek di alam bebas. Bahaya di alam bebas tentu lebih besar, karena itu lebih banyak orang akan semakin baik. Bukannya kami yakin kami akan lulus, tapi lebih baik mempersiapkan diri sejak awal. Yah, kau tahu maksudku?" jawab Louis.
Auris mengangguk. Secara kebetulan, pesanan mereka akhirnya sampai. Auris yang sudah mendapatkan jus mangganya hanya mengaduk-aduk minuman itu dengan mata yang memandang ke bawah. Ia tidak menatap siapapun di antara mereka, membuatnya terlihat seolah ia sedang berpikir.
"Terima kasih untuk ajakannya," ucap Auris setelah beberapa menit berlalu.
"Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban sekarang," lanjutnya.
"Tidak masalah," ucap Sean. Entah bagaimana, ia yakin begitu saja kalau Auris pasti mau berkelompok dengan mereka.
"Ayo tinggalkan topik ini," ucapnya kemudian.
Auris mengangguk setuju. Rael dan Louis juga tidak mengejar lebih jauh. Setelahnya, mereka makan sambil bercerita tentang Akademi Rouge. Tidak! Lebih tepatnya, Auris mendengarkan dengan baik sementara tiga orang lainnya bercerita.
'Nah, menjadi pendengar yang baik tentu harus tutup mulut,' ucap Auris dalam hatinya sambil menikmati makan malamnya dengan senang hati.
*
Makan malam keempat remaja itu berlalu dengan tenang. Oh, tentunya tidak terlalu tenang karena diwarnai dengan pertengkaran kecil antara Louis dan Rael. Sean yang sudah terbiasa dengan pemandangan di depannya itu berbalik untuk bercerita dengan Auris. Setidaknya Auris tidak seribut dua temannya itu.
"Hoam... aku mengantuk sekali," keluh Louis tanpa sadar.
"Simpan kantukmu. Hari ini ada kelas malam," ucap Sean dengan kejamnya membuat Louis membeku.
"Sial! Aku lupa kalau ada kelas malam!" seru Louis kesal.
"Kelas malam?" Auris tanpa sadar bertanya.
Rael dengan cepat menjelaskan tentang kelas malam ini mengingat Auris itu adalah murid baru. Sembari menjelaskan, ia diam-diam mengeluh. Buku peraturan sekolah mereka sama sekali tidak lengkap!
Kelas malam merupakan periode belajar tambahan yang baru diterapkan oleh akademi setengah tahun yang lalu. Masing-masing kelas memiliki periode kelas belajar malam sebanyak tiga kali seminggu. Dan malam ini adalah salah satu hari kelas malam di kelas Auris.
"Kelas malam ini sungguh membuat kesal!" gerutu Louis.
"Ya, kesal karena kau jadi tidak bisa tidur," sindir Rael.
"Diam kau!" ancam Louis dengan bola api yang mendadak menyala terang di tangannya.
"Kelas malam wajib diikuti?" tanya Auris langsung menghentikan pertengkaran yang akan segera terjadi.
"Ya!" jawab Louis dan Rael mengangguk serentak.
"Kalau tidak hadir, poin kita akan dikurangi," Sean berbaik hati menambahkan.
"Poin?"
"Ya. Jika poin mencapai pengurangan pada angka tertentu, nilai kita akan turun dan ini berdampak pada nilai kelulusan," ucap Sean menjelaskan secara singkat.
Auris mengangguk tanpa sadar. Kelas malam ini terdengar menyenangkan baginya. Kepala akademi memang mengatakan kalau ia akan mulai bersekolah secara resmi besok, tapi tidak mengatakan kalau ia tidak bisa ikut kelas lain kan?
"Aku ikut," ucap Auris.
"Apa? Tapi bukannya kamu baru mulai belajar besok?" Louis bertanya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World : Rebirth
Фэнтези[Hiatus] Setelah serangkaian pengejaran yang dialami Auris karena identitasnya sebagai 'Putri Mawar', Auris memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri dan berakhir menghilang di pelukan pria yang selalu mendampinginya. Begitu membuka matanya, Auris...