Pagi ini, Auris secara resmi akan memulai kehidupan sekolahnya yang baru. Ia bangun pagi-pagi sekali, olah raga sejenak lalu mandi dan sekarang sudah berpakaian rapi. Begitu ia keluar dari kamarnya, secara kebetulan, kamar di sampingnya juga terbuka menampakkan seorang pemuda berambut caramel yang juga sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Oh? Xafier, pagi!" serunya menyapa.
"Pagi," sapa Auris balik.
Ia sedikit terkejut awalnya namun segera beradaptasi dengan cepat. Tidak mungkin ia lupa secepat itu kalau dia bukan satu-satunya orang di asrama ini. Masih ada Rael, pemuda berambut caramel yang baru saja menyapanya.
"Ke cafetaria?" tanya Rael basa-basi.
"Iya," jawab Auris.
"Kupikir kamu tidak akan sarapan pagi ini," ucap Rael membuat Auris menatap padanya.
"Oh? Kenapa?" tanya Auris penasaran.
"Karena misi malam tadi," jawab Rael dengan senyum kaku.
Auris, "..."
Tidak, kakak, kenapa kau masih mengingat soal misi malam tadi?! Auris sekarang jadi benar-benar kehilangan nafsu makannya!!
Auris tidak menanggapi. Semua alat-alat yang ia perlukan sudah tersimpan dalam cincin dengan permata ungu di tangannya. Jadi ia tidak perlu menyiapkan apapun lagi untuk kelas. Auris hanya ingin menikmati waktu santai saat ini.
"Pergi bersama?" ajak Rael.
"Oke," jawab Auris mengangguk.
Keduanya keluar dari asrama dan langsung pergi ke cafetaria. Baru saja mereka duduk setelah mengambil sarapan, Louis dan Sean datang dan dengan santainya langsung bergabung dengan mereka.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Rael heran. Setelah matanya berkedip sekali, ia melontarkan kata-kata usiran pedasnya. "Sana pergi!"
"Dasar teman tak setia!" gerutu Louis. "Apa yang kami lakukan di sini? Tentu saja makan! Memangnya apa lagi?" lanjutnya.
Louis mengabaikan usiran Rael dan duduk di depan Auris. Sean hanya mengikuti untuk duduk di sampingnya.
"Tidak, Lou, kau masih punya niat makan setelah misi malam tadi?!" tanya Rael tak percaya.
"Kau ingin membunuhku, ya? Untuk apa kau mengingat misi itu?! Bukannya kau sendiri juga makan di sini sekarang!"
Louis membalas dengan kesal. Semua kata-katanya belum selesai namun ia sudah terdiam saat menatap hidangan di depan Rael. Dengan hanya roti tawar dan segelas susu, Rael mungkin tidak memiliki nafsu makan seperti yang ia pikirkan.
"Lupakan," gumam Louis.
"Jadi, kau melupakan kami setelah mendapat roommate, eh?" tanya Louis kemudian.
"Siapa bilang?" bantah Rael.
"Lalu? Apa-apaan usiran tadi?" gerutu Louis mengalihkan topik.
Rael dan Louis berdebat untuk sementara waktu sementara Auris dan Sean lebih memilih untuk menyantap sarapan mereka sambil menyaksikan tontonan gratis di pagi hari ini. Lumayanlah, dari pada sepi, iya 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World : Rebirth
Fantasy[Hiatus] Setelah serangkaian pengejaran yang dialami Auris karena identitasnya sebagai 'Putri Mawar', Auris memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri dan berakhir menghilang di pelukan pria yang selalu mendampinginya. Begitu membuka matanya, Auris...