4. Tes

744 140 2
                                    

Saat ini, Auris yang tengah menyamar dan mengejar orang, benar-benar sudah lama ingin tahu dari organisasi mana orang-orang ini sebenarnya. Sejak ia keluar dari mansion dulu, mereka selalu mengejarnya. Hal-hal aneh yang mengejar Auris di dimensi mungkin juga berasal dari pihak mereka. Tapi kali ini, sepertinya Auris lah yang mengejar mereka.

Setelah mengikuti mereka cukup lama, Auris merasakan aura lain. Kali ini, ini adalah aura yang baru ia jumpai pertama kali. Anehnya, aura ini cukup familiar baginya. Baru setelah orang-orang itu berhenti, Auris mengetahui alasan kenapa aura lain ini familiar baginya.

'Itu mereka!' pikirnya.

Mereka, tiga kelompok (orang yang dikejar, pengejar, dan Auris) itu berhenti di kedalaman hutan yang cukup jauh dari pinggiran hutan. Tiga orang remaja laki-laki terlihat dikelilingi oleh orang-orang yang Auris ikuti tadi. Auris sedikit banyak mengenal mereka bertiga, karena di kejadian masa depan yang ia lihat sebelumnya, mereka pernah berpapasan secara tidak sengaja dan membantu Auris.

"Aku dapat ide," gumam Auris senang.

Auris mengeluarkan pedang Moonlight dan langsung melompat ke tengah-tengah lingkaran orang itu. Dalam waktu singkat, orang-orang berpakaian hitam yang tadinya sedang melawan ketiga remaja lelaki itu, kini berbalik melawan seorang remaja lelaki bernetra ungu.

Tidak butuh waktu lama bagi Auris untuk menghabisi mereka semua sebenarnya. Hanya saja, ia bertekad untuk menyembunyikan identitasnya sebagai sorcerer lanjutan, yang menyebabkannya menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang itu.

Begitu selesai, ia mengibaskan pedangnya yang bahkan tidak ternoda darah sedikitpun dan kembali menyimpannya, sepenuhnya mengabaikan ketiga orang yang terdiam mematung di belakangnya.

"Siapa kamu?" tanya pemuda berambut pirang.

Auris berbalik memandangi tiga orang yang pernah menolongnya. Berteman dengan mereka tidak akan menjadi masalah untuk Auris. Namun, ia ingin mengamati dulu untuk sementara waktu. Dan sekarang, Auris juga perlu menjalankan rencananya.

"Siswa Akademi Rouge?" tanya Auris mengabaikan pertanyaan pemuda pirang tadi.

"Benar," jawab pemuda pirang mengangguk.

"Kebetulan sekali. Aku murid baru di Akademi Rouge," ucap Auris.

"Lalu, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya pemuda berambut hitam di sebelahnya.

"Aku tersesat," jawab Auris singkat.

"Hah?"

"Karena kalian memakai seragam akademi, kupikir aku bisa meminta tolong pada kalian," ucap Auris menolak menjelaskan lebih lanjut.

"Siapa sangka kalian tiba-tiba di serang dan aku harus membantu kalau tidak ingin tersesat lebih jauh," lanjutnya acuh tak acuh.

Ketiga orang di depannya terdiam dengan pikiran masing-masing. Garis besar pikiran mereka sepertinya sama saat melihat ekspresi di wajah mereka yang hampir sama.

Anak ini, dia berniat memanfaatkan kita setelah menolong kita!!!

"Kalau tidak keberatan, semoga kakak-kakak senior mau membantu," ucap Auris mengedipkan sebelah mata singkat disertai senyum tipis membuat ketiga orang itu tidak bisa menolaknya.

'Ini nasib!' batin mereka pasrah.

.

.

.

"Xafier Domicio Trancey?"

"Ya."

"Kita bisa melakukan tes untukmu terlebih dahulu," ucap kepala akademi.

Another World : RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang