21. Pertemuan 2

346 80 0
                                    

"Lho, Val? Jadi kamu di sini!" seru Louis yang hanya mendapatkan senyuman tipis dari Valent.

"Xafier, kamu baik-baik saja?" tanya Rael khawatir.

"Aku baik-baik saja," jawab Auris sederhana.

"Baguslah. Ini, kami bawakan makanan," ucap Sean sambil memberikan kotak bekal pada Auris.

"Thanks," balas Auris singkat.

Auris membuka kotak bekal. Matanya berkedip ringan saat melihat puding di dalamnya. Auris mengulurkan tangannya, mengambil puding dan memakannya.

"Benar! Fier, ini murid baru di sekolah kita! Namanya Val Karlens Everaldo. Usianya empat belas tahun. Ia berada di level 3 bintang hijau, elemennya air dan angin!" seru Louis memberitahu dengan semangat.

"Bodoh," gumam Rael tiba-tiba sambil memutar mata jengah. Mendadak ia jadi tidak ingin mengenali makhluk berambut blonde ini sebagai temannya.

"Sudah tahu," ucap Auris mengerjap polos.

Balasan Auris membuat yang lain tertawa sementara Louis merungut kesal. Jelas-jelas ia sudah berbaik hati memberitahu Auris, tapi orangnya tidak antusias sama sekali. Sepertinya Louis melupakan fakta kalau Valent sudah ada di ruangan bersama Auris entah sejak kapan.

"Kalian saling kenal?" tanya Rael lebih masuk akal.

"Baru saja," jawab Auris.

"Aku baru datang beberapa saat yang lalu untuk mengobati lukaku," tambah Valent.

Auris menoleh ke arah Valent dan tidak bisa tidak terkejut saat melihat perban dan salep di sampingnya. Ia tidak tahu dan tidak ingat kalau ada benda itu di sana sebelumnya. Walau begitu, Auris tutup mulut untuk menghindari penjelasan lebih lengkap.

"Kau terluka?" tanya Rael.

"Hm, terkena pukulan tadi," jawab Valent sederhana.

"Val, kamu ikut kompetisi? Cabang apa?" tanya Louis penuh rasa ingin tahu.

"Ikut, kompetisi individu," jawab Valent.

Auris memakan pudingnya diam-diam sambil mengamati interaksi mereka berempat. Sejauh yang bisa ia ingat, Auris hanya pernah melihat interaksi antara Valent dengan Leon dan Felix. Dia belum pernah melihat interaksi Valent bersama yang lain.

'Hm? Kenapa Kak Leon dan Kak Felix tidak ada, ya?' Auris mendadak bertanya-tanya dalam pikirannya.

"Xafier, kamu tetap ikut kompetisi?" tanya Sean menyadarkan Auris dari lamunannya.

"Iya, kenapa nggak?" jawab Auris bertanya.

"Karena kamu terluka," ucap Rael.

"Ini hanya luka kecil. Jangan khawatir," balas Auris.

"Ini sudah larut, sebaiknya kalian kembali dan istirahat. Terima kasih makan malamnya," lanjutnya kemudian.

"Baiklah, kami kembali sekarang," ucap Louis mengangguk setuju.

"Istirahat dengan baik," tambah Sean.

Auris mengangguk sebagai jawaban lalu melihat kepergian tiga orang itu sebelum kembali fokus dengan makananya.

"Kak Val tidak kembali?" tanya Auris kemudian.

"Sebentar lagi," jawab Valent.

Valent berdiri lalu memberikan sebuah anting perak kecil berhias kristal ungu. Sekilas, Auris merasa bentuknya sama dengan bentuk anting yang ia pakai. Tapi jika dilihat dari dekat, anting ini sedikit lebih kecil dengan aura kuat dan pola yang rumit.

Another World : RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang