"Intuisinya tajam sekali," gumam Louis.
"Benar. Yang dia ucapkan tidak salah," Sean mengangguk setuju.
"Jadi apa?" tanya Rael.
"Intinya, kita tidak bisa ikut kompetisi berkelompok dengan Xafier. Kita belum pernah kerja sama dengannya. Dan kurasa, dia juga tidak berminat ikut kompetisi lain selain kompetisi individu," balas Sean sambil menatap lorong tempat menghilangnya Auris sebelumnya.
"Haah ... Sayang sekali," gumam Rael dan Louis.
*
Auris masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia kemudian mengeluarkan sebuah kotak kayu dan sebuah kartu teleportasi. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, ia memecahkan kartu teleportasi itu.
Begitu kartu pecah, seuntaian simbol-simbol aneh mengalir keluar dan mengelilingi Auris. Dalam sekejap, Auris menghilang begitu simbol mulai berkabut di sekitarnya. Dan saat kabut menghilang, jejak keberadaan Auris ikut menghilang seolah ia tidak pernah ada di tempat itu.
.
.
.
"Paman! Ada sinyal dari ruang rahasia!" seru Helio.
"Apa?!"
Di kediaman Trancey, Helio dan Albert terlihat cemas dan waspada saat keduanya pergi ke ruang rahasia. Secara umum, yang bisa muncul di ruang rahasia mereka hanya orang-orang keluarga Trancey, mata-mata, dan beberapa orang kepercayaan Albert. Dan saat ini, sinyal dari ruang rahasia membuat keduanya gugup.
"Yah~"
Sebuah sapaan ringan terdengar di telinga keduanya begitu mereka membuka segel dan pintu ruang rahasia. Keduanya tertegun hanya untuk menemukan seorang pemuda berambut hitam dan bernetra ungu tengah duduk dengan santai di satu-satunya sofa merah di ruangan itu.
"Xafier!" seru Helio tak percaya sekaligus senang.
"Halo, aku datang mengganggu kalian," balas pemuda berambut hitam itu dengan senyum tipis. Siapa lagi kalau bukan Auris yang sedang menyamar?
"Tidak mengganggu sama sekali. Xafier, ada apa?" tanya Albert. Ia mendorong Helio masuk lalu menutup pintu.
"Ini. Aku datang untuk menyerahkan ini," jawab Auris tanpa membuang waktu sambil mengeluarkan kotak dari pocketnya.
Albert mengambil kotak yang terlihat familiar itu sementara Helio menatap pamannya dengan tatapan antisipasi. Tanpa menunggu lama, Albert membuka kotak itu di depan Auris, melupakan identitas Auris yang sama sekali bukan keluarga Trancey.
"Simbol Keluarga Trancey!" seru Albert tak percaya saat melihat benda di dalam kotak.
"Kamu benar-benar mendapatkannya?" tanya Helio kagum.
"Aku sudah berjanji," jawab Auris tulus.
"Xafier, terima kasih," ucap Helio terharu.
Auris mengangguk tanpa kata-kata dan kembali menatap Albert yang masih memandangi 'Simbol Trancey' di dalam kotak dengan berbagai pikiran yang melintas di matanya. Auris yang tidak terburu-buru memutuskan untuk duduk bersandar, menunggu Albert selesai berpikir.
"Paman, apa yang kau pikirkan?" tanya Helio sambil menyikut lengan pamannya.
"Ini ... lambang ini tidak bisa bersama kita," ucap Albert setelah berpikir untuk waktu yang cukup lama.
"Apa?! Kenapa?" tanya Helio terkejut.
"Kalau keluarga utama tahu tentang lambang ini, kita akan membawa masalah ke kota ini," jawab Albert. Ia menutup kembali kotak kayu itu sambil menghela napas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World : Rebirth
Fantasy[Hiatus] Setelah serangkaian pengejaran yang dialami Auris karena identitasnya sebagai 'Putri Mawar', Auris memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri dan berakhir menghilang di pelukan pria yang selalu mendampinginya. Begitu membuka matanya, Auris...