"Kalau kamu masih mencari Xafier, jangan tanya kami. Habis istirahat tadi di menghilang tiba-tiba. Coba tanya ke guru atau Sean," ucap Louis sambil memasang sepatunya.
"Begitukah? Okelah, aku pergi kalau begitu," ucap Kana lalu pergi meninggalkan kedua orang itu.
Rael dan Louis menatap punggung gadis berambut biru yang perlahan menjauh itu. Begitu dia menghilang di balik tikungan, keduanya saling tatap secara otomatis.
"Seperti kataku, Xafier lebih terkenal dari pada kita," ucap Louis tertawa geli.
"Tunggu sampai dia tahu dan kau akan dihadiahi dengan bilah pedangnya yang tajam saat latihan pedang," balas Rael sambil menyerahkan kembali buku di tangannya pada Louis.
"Selama kamu tidak memberitahunya, aku tidak akan berada dalam bahaya," ucap Louis santai sementara Rael hanya menggelengkan kepalanya heran melihat sikap teman satunya ini.
'Louis sehat, 'kan??'
.
.
.
"Fier, Kana mencarimu tadi."
"Oh."
Auris yang baru saja kembali dari kegiatan eksplorasinya langsung berpapasan dengan Louis. Ia hanya merespon singkat saat pemuda pirang itu mengatakan kalau Kana mencarinya. Toh, dia tidak peduli tentang siapa yang mencarinya.
"Singkat sekali responmu? Setidaknya tanya sesuatu!" ucap Louis berseru.
Auris memutar bola mata jengah. "Kamu ingin aku merespon apa?" tanyanya.
"Yah, misal bertanya kenapa dia mencarimu atau apa gitu," jawab Louis canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Itu bukan urusanku. Lagipula, aku tidak penasaran sama sekali," ucap Auris melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
"Aku juga tidak wajib mengetahuinya, bukan?" lanjutnya dengan setengah senyum di bibirnya.
Louis mengendikkan bahu dan bergegas menyusul Auris. Begitu saja ia sudah melemparkan alasan kenapa ia berjalan-jalan sebelum bertemu dengan Auris beberapa saat yang lalu.
"Oh, benar! Kamu ke mana saja tadi?" tanya Louis yang mendadak ingat momen saat Auris menghilang tiba-tiba.
"Hanya jalan-jalan," jawab Auris acuh tak acuh.
"Whatever," Louis memutar bola mata.
"Ngomong-ngomong, ada info baru. Minggu depan, kita akan mengadakan kompetisi. Setelah makan malam, para guru akan mengkonfirmasi berita ini dan memberi kita petunjuk selengkapnya," ucap Louis senang.
"Kompetisi?"
"Ya! Kita bisa berpartisipasi secara tunggal, ganda, ataupun berkelompok! Hadiah untuk pemenang tahun ini sangat menggiurkan, oke? Kita bisa masuk ke dimensi rahasia Akademi Rouge!"
"Kamu mengincar ini?"
"Tentu saja! Siapa yang tidak mengincar kesempatan emas ini? Kata senior yang pernah masuk, dimensi rahasia memiliki banyak harta karun yang bertebaran di dalamnya!"
Auris menyaksikan dengan tenang bagaimana Louis mengoceh riang tentang kompetisi minggu depan di sebelahnya. Dimensi rahasia Akademi Rouge? Hmm, kebetulan sekali. Auris punya hal penting yang harus dilakukan dan diselesaikan di sana. Kesempatan ini benar-benar datang tepat waktu!
"Benar, Fier, kamu mau bergabung di kompetisi cabang apa?" tanya Louis penasaran.
"Tentu saja kompetisi cabang individu," jawab Auris dengan senyum dingin yang tidak disadari Louis karena ia mempercepat langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World : Rebirth
Fantasy[Hiatus] Setelah serangkaian pengejaran yang dialami Auris karena identitasnya sebagai 'Putri Mawar', Auris memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri dan berakhir menghilang di pelukan pria yang selalu mendampinginya. Begitu membuka matanya, Auris...