Sesuai janjiku, nggak jadi update kemarin jadinya hari ini aja ya.
Happy reading!
***
Siang menjelang sore, memang biasanya jam segini tuh paling enak leyeh-leyeh, goler-goler di depan kipas angin atau di bawah AC dan nggak lama ketiduran. Pas bangun, eh sudah jam 5 sore. Begitu yang ada dibayangan Aya saat ini, namun tak bisa terjadi. Aya tak bisa tidur siang, entah kenapa tidur siang bukan lagi jadi kebiasaannya.
Ia dan Citra sedang asyik merebahkan diri di bawah AC sambil bermain ponsel. Citra membuka Instagram sedangkan Aya sibuk membalas chat beberapa orang di WhatsApp-nya.
"Kak, udah kepikiran mau masak apa buat nanti sore?" tanya Citra yang memecah keheningan di antara mereka.
Pandangan Aya yang sejak tadi mengarah pada ponsel kini terlihkan sebentar. Ia menatap pada AC yang sedang menyala sambil bergumam, "Apa ya? Kalau sekarang sih nggak kepikiran, nanti sore pas udah di dapur pasti langsung kepikiran," balas Aya dan ia kembali menatap layar ponselnya.
Jauzan incoming call...
Kening Aya mengerenyit, tak biasanya Jauzan meneleponnya kecuali mendesak. Dengan segera ia mengangkat telepon dari adiknya itu.
"Halo, assalamu'alaikum. Kenapa?"
"Wa'alaikumsalam! Kak, ada temen-temen Kakak nih. Tiga orang, kak Jasmine, kak Rosi sama kak Jeni. Mau main dan ketemu Kakak katanya," Jauzan langsung menyebutkan dengan to the point ada hal apa sampai ia meneleponnya.
"Lah?! Mereka ngapain ke rumah?!" seru Aya sampai ia terbangun dari posisi tiduran di lantai.
"Mau ketemu Kakak katanya. Udah aku kasih alamat rumah eyang sih, jadi nanti mereka tinggal ke sana aja. Ini baru pada mau jalan ke sana," balas Jauzan yang diangguki oleh Aya.
"Oh yaudah, nanti suruh mereka hubungin aku aja ya. Takutnya nyasar kan repot."
"Iya, Kak. Oh iya, mas Juan keliatannya galau habis ditinggal sama Kakak. Lagi berantem ya?" celetuk Jauzan yang membuatnya terdiam.
"Enggak kok, aku sama mas Juan baik-baik aja," kilahnya.
"Halah, ngeles mulu kaya bajaj! Kakak nggak akan bisa ngeles, aku tahu Kakak tuh kaya apa. Kalau ada masalah sama mas Juan, cepat diselesain ya. Masnya galau banget, kasihan juga sama Kakak," ujar Jauzan.
Aya berdecak, "Iye! Makasih buat nasihatnya adik manis. Aku tutup ya, assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam!"
Sambungan telepon pun diputus. Aya sempat menatap layar ponselnya dengan pandangan kosong untuk beberapa saat. Jauzan baru saja memberitahukannya kondisi terkini soal Juan. Duh, ia jadi khawatir. Apa ia berlebihan melakukan ini? Toh ia tak kemana-mana, masih satu kota juga. Bahkan Juan pun bisa menyusulnya kalau ia mau.
"Kak? Ngapain bengong?" tanya Citra sambil menggoyangkan bahu Aya.
Aya mengerjapkan matanya beberapa kali untuk kembali sadar, "Eh?! Hahaha sorry banget, iya nih aku bengong. Anyway, teman-temanku pada mau ke sini. Cewek semua kok dan ada tiga orang. Kira-kira boleh nggak ya?" tanya Aya pada Citra.
"Tanya Eyang sama Ibuku dulu, Kak," balas Citra.
Mau tak mau Aya bangkit dari duduknya untuk mencari keberadaan eyang dan tantenya untuk meminta izin kedatangan tamu hari ini. Karena rumah eyangnya ini besar sekali, jadi ia harus mengelilingi satu per satu ruangan yang memungkinkan ada eyang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamar ➖ Jung Jaehyun [DISCONTINUE]
Fanfiction[DISCONTINUE] Setiap pulang ke rumah, hal yang paling sering ditanyakan oleh kedua orangtua Aya adalah, "Kak, kamu di Sukabumi beneran nggak punya pacar?" Awalnya Aya menganggap itu semua hanya candaan tapi ternyata malah semakin sering ditanyakan...