Halo 👀 long time no see, guys!
Maaf ya lama, saya abis sakit kemarin. Ini baru sembuh. Huft
Happy reading!
***
Niat awalnya mereka berdua memang hendak pergi keluar untuk mencari makanan ringan serta lauk untuk sahur nanti malam. Namun semuanya gagal karena Kalila, kakak Juan, mengantarkan beberapa makanan ke rumah. Enak ya yang rumahnya dekat dengan rumah mertua.
"Jadi ... nggak usah keluar nih?" tanya Juan pada Aya yang sedang sibuk memindahkan makanan dari rantang ke piring.
Perempuan itu mengangguk tanpa menjawab yang membuat Juan mendengus. Laki-laki itu menarik kursi makan dan duduk di sana. Ia menumpukan kedua tangannya di atas meja begitu pula dagunya yang ditumpukan di atas lipatan kedua tangannya.
"Jawabnya yang benar dong," pinta Juan lagi. Memang laki-laki ini banyak mau sekali.
"Iya, Mas."
Aya membalas dengan datar, tangannya masih berkutat dengan rantang begitupun matanya. Perempuan itu melengos untuk mengambil beberapa mangkuk membuat Juan mendengus.
"Apaan yang benar? Jawab suaminya aja nggak dilihat gitu," cibirnya dan lagi-lagi mendengus. Dengan dagu yang masih ditumpukan pada meja, Juan mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Ia terlihat membalas beberapa pesan dan sesekali menslide ponselnya sana-sini.
[WhatsApp]
Mba Kalila
OnlineToday
Mba Kalila
Wan, disuruh ke rumah sama Mama. Ajak Aya juga soalnya mau ngomongin soal resepsi nikahan habis lebaran nanti.
19.07Sekarang nih?
19.09Mba Kalila
Besok. YA SEKARANGLAH
19.09Ok, Aya masih mindahin makanan ke wadah. Ntar sekalian bawa rantang punya ibu ke rumah.
19.09Mba Kalila
Iya
19.09Lagian kenapa sih nggak sekalian aja tadi pas nganter rantang?
19.09Mba Kalila
Mama belum bilang tadi tuh
19.09Oalah ok. Bentar ya
19.09Juan mengunci ponselnya kemudian ia menegakkan tubuhnya, sesekali merenggangkannya karena pegal juga lama-lama dalam posisi seperti itu. Aya masih sibuk memindahkan makanan ke dalam lemari makan agar tidak disemutin.
"Udah, Ya?" tanya Juan yang ikut berbalik untuk melihat istrinya.
"Udah, tapi ini mau nyuci rantang dulu," jawab Aya sambil menunjuk rantang kotor pada bak cuci piring.
"Oh yaudah, nanti bawa ya soalnya kita disuruh ke rumah sama Mama. Mau ngomongin soal resepsi," ujar Juan yang hanya diangguki oleh Aya. "Aku ganti baju dulu ya!" lanjutnya kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar.
Aya tak menjawab. Ia sibuk menyabuni rantang-rantang kotor itu, tetapi gerakannya terhenti saat ia teringat sesuatu. "Bentar deh. Mas Juan tuh nggak konsisten apa ya? Sebentar aku, sebentar saya. Maksudnya apa coba? Kalau aku ya aku aja, kalau saya ya saya aja," gumamnya dengan kening berkerut.
Tak ingin memikirkan soal ketidakkonsistenan suamimya, ia memilih melanjutkan aktifitas mencuci piringnya. Menyabuni, membilas lalu disusun pada rak agar airnya mengalir turun. Dapurnya terbilang cukup luas, terlalu luas malah. Aya bisa dengan leluasa meletakkan belanjaannya di atas pantry tanpa harus diletakkan di lantai. Ada mini bar juga beserta dengan kursi-kursi tinggi. Juan benar-benar mendesain rumah mereka dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamar ➖ Jung Jaehyun [DISCONTINUE]
Fanfiction[DISCONTINUE] Setiap pulang ke rumah, hal yang paling sering ditanyakan oleh kedua orangtua Aya adalah, "Kak, kamu di Sukabumi beneran nggak punya pacar?" Awalnya Aya menganggap itu semua hanya candaan tapi ternyata malah semakin sering ditanyakan...