📎 30

2.5K 489 45
                                    

Bab 29 sudah di update ya, bisa scroll up aja! Seperti tadi, 15 komen dan baru lanjut ke bab 31!

Happy reading!

***

Acara mengobrol semi serius itu dipending untuk sementara, Aya akan bertanya hal lainnya ketika diperjalanan pulang lagi. Sudah ada beberapa pertanyaan yang tersusun rapi di kepalanya. Keduanya masuk ke salah satu mall lewat pintu basement karena masih waktu siang, mereka memilih untuk berjalan-jalan mengelilingi pusat perbelanjaan.

"Tadi katanya kamu mau ke toko buku? Langsung naik aja sekarang?" tanya Juan pada Aya saat mereka menaiki eskalator menuju lantai 1.

Aya mengangguk, "Yuk! Biasanya aku kalau lihat-lihat buku tuh suka lama," ia membalas dengan senyuman lebar kemudian menarik tangan Juan untuk melanjutkan menuju lantai 3.

Sampai di depan toko buku, Aya segera masuk dan meninggalkan Juan di depan pintu masuk. Melihat istrinya yang sudah masuk dan meninggalkannya, Juan hanya bisa geleng-geleng kepala saja. Ia berjalan santai sambil melihat-lihat buku-buku apa saja yang baru datang sedangkan Aya sudah menghilang entah di bagian rak buku yang mana.

Juan hanya berputar-putar di bagian depan saja. Ia melihat-lihat buku-buku milik penulis Tere Liye. Pemuda itu sebetulnya tak terlalu suka membaca, pergi ke toko buku pun hanya untuk mencari peralatan tulis dan kantor saja. Kepalanya ia dongakkan untuk mencari dimana keberadaan istrinya tapi sejauh mata memandang, Aya tidak terlihat dimana pun. Juan meletakkan buku Nebula kembali ke tempatnya dan bergegas mencari Aya.

Setelah ditelusuri sampai ke rak-rak terdalam, ternyata Aya berdiri di bagian rak bisnis dan keuangan. Terlihat perempuan itu sedang berpikir karena alisnya berkerut samar.

"Kenapa, Ya?" tanya Juan.

Aya sedikit terlonjak kemudian ia menoleh, "Oh, Mas. Ini aku mau beli buku, tapi salah satu aja. Mending Rich Dad Poor Dad atau Filosofi Teras ya? Wishlistku sih Rich Dad Poor Dad tapi Filosofi Teras reviewnya bagus," tanya Aya sambil menunjukkan kedua buku itu pada Juan.

Yang lebih tua tampak terdiam kemudian ia mengerjap, "Sebentar, Ya," bukannya menjawab, ia malah melipir pergi.

Aya tidak terlalu mempedulikan kepergian Juan yang entah kemana, ia kembali menimbang-nimbang hendak membeli yang mana ya. Tak lama kemudian Juan kembali sambil menenteng sebuah tas plastik.

"Nih ambil," titahnya dengan tangan terjulur memberikan tas plastik itu pada Aya.

"Hah? Gimana?" gadis itu mengalami kebodohan sesaat lagi.

"Ambil tasnya, terus pilih buku yang kamu mau. Nanti saya yang bayar," jelas Juan tanpa ekspresi. Terkadang wajahnya yang tanpa ekspresi itu membuat Aya kesal.

Aya masih diam saja, sibuk memproses keadaan yang sedang terjadi. Terlanjur gemas, Juan mengambil dua buku yang ada di tangan Aya lalu memasukkannya ke dalam tas, "Nih, pegang. Kamu cari buku yang kamu mau, saya mau ke bagian ATK dulu," Juan memberikan tas plastik itu dengan paksa agar Aya menggenggamnya.

"Mas, ini serius?" gadis itu bertanya dalam keadaan linglung.

"Serius."

Senyuman itu mengembang dibibirnya. Ia menatap Juan dengan pandangan berbinar, "Makasih, Mas!"

Juan tak membalas dengan suara, ia hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Baru setelahnya, Aya kembali melanjutkan acara hunting bukunya. Selama memilih, Aya lebih banyak memasukkan buku-buku self improvement. Ada pula novel, tetapi ia lebih menyukai novel-novel roman bukan novel-novel anak SMA atau kuliahan. Terakhir ia membaca novel romansa picisan anak SMA, Aya marah-marah sendiri.

Melamar ➖ Jung Jaehyun [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang