📎 41

1.9K 407 31
                                    

Sudah beberapa hari setelah menikah, Aya dan Juan mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Juan dengan pekerjaan dan Aya dengan kuliah serta tugas-tugasnya. Belum lagi ia sebentar lagi harus Praktik Kerja Lapang (PKL) dan menyusun TA. Intensitas bertemu mereka masih sering, masih bisa mengobrol, nonton film dan jalan berdua di hari Sabtu dan Minggu.

Hari Senin minggu keduaㅡsetelah keduanya mulai aktif beraktifitas seperti biasaㅡsudah di depan mata, Juan dan Aya kembali beraktifitas seperti biasa. Aya dengan kuliahnya dan Juan dengan pekerjaannya. Hari Sabtu dan Minggu kemarin mereka gunakan untuk beristirahat, supaya hari Senin bisa fit lagi. Tidak ada acara jalan-jalan keluar karena Juan pun memilih di rumah saja. Bisa leyeh-leyeh di sofa atau ranjang atau lantai sekalipun, bermain game sampai bosan, makan masakkan Aya dan menonton film di kamar.

Pukul 5 subuh, Aya sudah rapi. Tinggal mengenakan kerudung lalu sarapan dan pakai sepatu, ia bisa langsung berangkat ke kampus. Gadis itu bangun pukul 3 subuh untuk menyiapkan segala keperluannya dengan Juan sekaligus shalat tahajud. Aya termasuk sering melaksanakan shalat tahajud walaupun terkadang masih bolong-bolong karena bablas.

Setelah shalat tahajud, ia beralih untuk memasak sarapan untuknya dan suami. Masih agak aneh di telinganya ketika mendengar kata 'suami', padahal ia sudah bersuami sejak ... sejak kapan ya?

Setiap hari Senin sebetulnya Aya itu libur tetapi karena tugas sudah mulai melanda, mau tak mau hari Senin santainya pun ia gunakan untuk pergi ke kost teman dekat kampus demi tugas kelompok. Juan pun heran kenapa pagi-pagi buta begini Aya justru sudah rapi dan wangi.

"Kamu ... mau kemana?" tanya Juan dengan ekspresi keheranan saat Aya keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan. Juan yang berdiri di antara jalan menuju kamar dan ruang makan hanya bisa mematung bersama dengan ekspresi herannya. "Kamu kan libur? Kok masuk sih?" tanyanya lagi.

Aya masih belum menjawab, ia menggeser kursi makan kemudian duduk. "Hari ini aku mau ada kerja kelompok buat MIB, minggu depan presentasi," jawab perempuan itu tanpa menatap Juan karena sibuk membalik piring dan menyendokan nasi dan lauk pauk yang sudah ia buat.

Juan ikut menggeser kursinya dan duduk tepat di depan sang istri. "Tugas apa?" tanya Juan. Rupanya rasa penasaran itu belum reda juga. Juan mengambil piring yang sudah berisi nasi dan lauk-pauk yang disodorkan Aya.

"Itu loh mata kuliah MIB, Manajemen Industri Benih. Jadi ada simulasi perusahaan benih yang sudah berdiri lebih dari 5 tahun. Aku kan bagian dari staf marketing, disuruh bikin laporan penjualan benih 5 tahun ke belakang, terus nentuin harga per kemasan, cara promosi, target pasarnya. Kaya gitu, Mas, banyak banget. Pas dijelasin aku cuma bengong karena nggak ngerti," jelas Aya panjang lebar.

"Terus sekarang kamu ngerti?"

Aya mendongak untuk menatap Juan kemudian mengangguk, "Ngerti dong," jawabnya dengan senyuman lebar yang menular pada sang suami. Keduanya saling melempar senyum lebar kemudian melanjutkan acara sarapannya.

"Mau diantar?" tanya Juan di sela-sela sarapan mereka.

Aya tampak berpikir, kemudian ia melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya, "Kayanya nggak usah deh, Mas, nanti kamu telat. Tolong antar aku sampai depan Alfamidi aja, sisanya aku naik angkot atau bus juga nggak apa-apa," tolaknya dengan halus.

"Nggak usah nolak, saya bisa sedikit mundur masuknya. Nanti saya urus pokoknya, kamu tenang aja. Habiskan sarapannya, saya antar ke kost temanmu," ujar Juan final.

Aya hanya mengangguk lalu melanjutkan acara sarapannya.

"Mas, wisuda kapan?" Aya bertanya tiba-tiba saat Juan sudah menyelesaikan sarapannya.

Ia memberikan jeda untuk menjawab pertanyaan Aya karena sedang minum, "September," jawab Juan.

"Tanggal berapa?" tanya Aya lagi.

Melamar ➖ Jung Jaehyun [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang