Dari semalam Mega sudah tidak bisa tenang, tidak sabar untuk hari ini. 22 Maret 2019, pukul 10 pagi, pengumuman hasil seleksi SNMPTN diumumkan. Tangannya yang bersembunyi di dalam laci sudah berkeringat sejak pelajaran Geografi, pelajaran terakhir sebelum istirahat pertama.
“Gelisah banget sih, bentar lagi juga selesai,” ujar Rasti menutup LKSnya saat guru Geografi berniat mengakhiri kelas.
Mega menatap Rasti memelas. “Karena itu, artinya bentar lagi hasil sn bisa diakses,” jawab gadis itu dengan nada pelan dan gusar. “Aku takut gagal, tapi dari awal udah gak yakin bakal lolos.”
“Lo jadi orang pesimis amat, optimis dong.”
Setalah guru keluar Mega langsung menatap Rasti dengan nyalang. “Emang kamu yakin bakal lolos?” jeritnya di telinga gadis itu.
Rasti mengerutkan kening. “Ya kagak yakinlah, yang daftar banyak, nilai raportnya pasti lebih bagus dari gua. Tapi semoga aja lolos, soalnya mama gua udah ngomong kalau gak lolos gua gak bakal dibolehin ikut UTBK alias gak boleh kuliah.”
“EH, ANJIR GAK BISA DIAKSES!”
Kedua gadis itu refleks menoleh kearah Anisa yang berdiri menatap ponsel dengan kesal. “Pengumuman SN diundur nyampe jam 1.” Mega langsung membenturkan kepalanya pada meja. “Astagfirullah, makin lama.”
***
Jam 14.00 bel pulang berbunyi, anak kelas Mega memilih untuk menetap sementara di kelas membuka hasil pengumuman temannya karena penasaran. Mega berlari keluar kelas untuk mengambil ponsel dibagasi dengan gemetar. Sebelum berlari cukup jauh, Mega sempat mendengar suara teman-temannya yang memintanya agar kembali lagi ke kelas nanti.
Gadis itu mengeluarkan kunci motor, memasukan kelubang untuk membuka bagasi motor dengan gemetar. “Ayo dong masuk, jangan gemeter tangan,” gumam Mega dengan suara seperti akan menangis.
Saat kunci berhasil masuk Mega bahkan merasa lebih lemas, memutar kunci tersebut dengan pelan. Gadis itu mundur saat bagasi telah terbuka, menatap ponselnya dengan murung. “Gak mau buka pengumuman.”
Mega mengedarkan matanya kesekeliling dengan kalut. “Rifqi!” Panggilnya saat sosok yang dikenalnya tengah mengambil ponsel di bagasi motor.
Rifqi menoleh, menghampiri Mega dengan senyum kecil. “Ngambil ponsel juga?” Mega mengangguk cepat saat pemuda itu bertanya dengan suara tenang. “Tapi aku kayanya gak bisa pegang ponselnya, takut jatuh.” Lanjutnya sembari mengangkat kedua tangannya, memperlihatkan tangannya yang bergetar parah.
Pemuda itu terkekeh pelan. “Santai, jangan terlalu gerogi. Kalau gagal pun, masih banyak cara untuk bisa masuk PTN, kan?”
“Tapi aku gak suka gagal.” Rifqi tersenyum simpul saat mendengar jawaban Mega. “Semua orang juga gak suka gagal, Meg,” ujarnya sebelum mengambil ponsel Mega, menutup bagasi, dan mencabut kunci motor gadis itu.
“Ke kantin yuk, minum dulu takut kamu pingsan.”
***
Mega meminum air hangat yang Rifqi letakan di meja. Suasana kantin yang sepi dan sebentar lagi tutup membuat gadis itu sedikit merasa bersyukur. Tangannya mengambil ponsel di meja, memberanikan diri untuk membuka halaman hasil seleksi. Tolong, jangan berubah jadi merah!
Setelah memasukan no pendaftaran dan password, matanya menatap ponsel dengan terpaku sebelum meletakannya di meja dengan keras. Merah. Aku bahkan gagal dikesempatan satu-satunya. Air mata menggenang dipelupuk matanya, maka dengan cepat Mega menelungkupkan kepala di meja.
Gak papa gagal, Mega. Inget masih ada kesempatan lainnya.
Tapi tetap aja gagal, mama, papa, sama abang pasti kecewa. Kenapa sih aku gak bisa buat mereka bangga? Abang bahkan lolos SN kedokteran UGM, sedang aku?
Rifqi menghela napas, matanya masih mengamati gadis itu dari awal sampai sekarang isakan kecil lolos darinya. Tangannya membalik ponsel yang diletakan tadi letakan Mega. Dia mengerti sekarang megapa gadis itu terlihat terkejut.
Rifqi pindah ke samping Mega, menepuk-nepuk bahunya pelan. “Hey Mega, gagal itu biasa, setiap orang pernah mengalaminya.”
“Kamu boleh nangis sekarang karena kecewa, setelah itu bangkit, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, karena hampir tiga tahun ini, aku tahu kamu sudah berusaha keras.”
Rifqi kira Mega akan merasa sedikit lapang, namun ternyata kekecewaan gadis itu lebih besar dari yang dia kira. “Hey, aku tahu kamu pasti kecewa karena takut membuat orangtua dan abangmu sedih, kamu juga mungkin merasa kecewa karena gak bisa mengikuti jejak bang Rury yang lolos SN.” Tangis Mega sedikit mereda, bahunya tidak terguncang secepat tadi.
“Namun Mega, ingatlah setiap orang punya porsi kegagalan dan keberhasilan berbeda. Jika sekarang kamu gagal berarti belum rezeki. Jika memang sudah berjodoh pasti tidak akan kemana. Kamu gagal SN bukan berarti kamu akan gagal SB.”
Mega mengangkat wajahnya, menghapus air matanya dengan kasar. Dengan suara tersendat dan hidung merah gadis itu kembali bertanya. “Kalau aku gagal lagi?”
Rifqi tersenyum. “Masih ada jalur mandiri. Kalau pun gagal lagi masih ada univ swasta, kalau masih gagal, masih ada tahun depan. Teruslah mencoba sampai berhasil, Allah tahu yang terbaik bagi hambanya, jangan berprasangka buruk, karena Allah mengabulkan sesuai prasangka umatnya.”
***
Mega
[Online]|Asaalamuaikum akhi
|lupa nanya, hasil sn kamu gimana?|gak gimana2
|lolos gak?|menurut ngana?
|yang namanya rifqi ngesin banget, heran
|lolos gak?
|kalau lolos mau aku kasih selamat, kalau gagal ya ayo nangis bareng wkwk|lolos
|avv daebak, selamat iki
|jangan lupa teraktirannya loh
|eh, lolos di mana dah?|ipb, pend. fisika
|mantap bapak guru
|tapi kok kaya gak seneng sih|siapa bilang?
|itu jawabnya kok singkat-singkat
|ini aku bales colongan
|emang lagi ngapai?
|iki jangan jahat dong, aku lagi berduka|bentar aku lagi ngobrol sama ayah
|walah
|maaf ganggu ya ehehehe***
[22 Januari 2020]Benar setiap orang punya porsi masing². Semangat pejuang sn 2021, jangan terlalu terpaku pada hasil namun lupa menikmati prosesnya:" nanti kaya aku pas gagal sn gak dapet apa² kecuali kecewa(: seenggaknya kalau kamu gagal, kamu dapat hal indah selama proses, karena kamu pasti akan bahagia saat melengkapi berkas, kesana kemari di samping jadwal belajar yang semakin padat, anggap aja refleshing sembari melukis langkah selanjutnya untuk meraih mimpi. Kamu juga harus bangga karena gak semua orang bisa mendaftar sn seperti kamu:))
Ayo belajar bersyukur bersama atas hal-hal kecil dan sederhana. Guruku pernah bilang, "kesuksesan untuk setiap orang itu berbeda, tidak selalu tentang materi. Kamu pengen masuk sekolah a dan berhasil masuk, itu juga kesuksesan. Sekarang kamu punya target nilai ulangan harian sosiologi 8, kemudian kamu mendapatkannya, berarti kamu juga telah sukses. Jadi orang itu harus bersyukur jangan khufur."
Kata² guru sosiologiku pas kelas XII emang motivasi banget, menyadarkan aku kalau kesuksesan aku dan orang lain itu berbeda, karena target dan visi misinya berbeda.
Biru
(Gak tahu kalian baca setiap a/n ku atau enggak, but aku selalu ingin berbagi seperti ini heheh)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lir Ilir (Dimensi 1 dan 2, Selesai)
Jugendliteratur[Re-publish] Lir Ilir (Dimensi 1), dimulai dari Prolog - Part 15. Kebencian Mega terhadap Seni Budaya membawanya kembali kemasa lalu. Seorang pemuda misterius yang gagah berani menyelamatkannya dari kejaran hewan buas. Lalu mampukah Mega kembali ke...