Li.12-Q.s Al-Baqarah

429 60 19
                                    

Mega Jingga seperti Namanya yang berarti senja, guratan indah selalu membuat pujangga terpesona. Mereka berlomba merangkai kata untuk mengungkap keindahannya. Tapi, bagi gadis itu, senja tidak seindah yang mereka ceritakan. dia adalah perpisahan—menyimpan cerita lara yang menjadi rahasia bersama malam. Bersama senjalah kakek, orang yang paling dekat direnggut raganya bersama tanah yang menutup.

Mega mengerjapkan mata, mengusap sudut matanya yang terasa basah. Menatap gadis yang duduk disebelah dengan bingung. "Kaligrafimu tercoret." Dia menatap kertas di bawah. Benar, huruf mim pada bacaan Muhammad itu tercoret dengan garis panjang.

Mega menghela napas kesal, entah sejak kapan dia menjadi begitu mudah tenggelam dalam pemikirannya. Mood buruk, apalagi tadi dia yakin hasil kaligrafi akan memuaskan. Hah, ia memang tidak memiliki bakat dalam seni. Mega menatap kaligrafi milik gadis yang tadi menyadarkannya. Bibirnya mengurucut kesal, ia iri—berdeham, membuat gadis itu kembali menatap Mega dengan bingung.

Dengan ragu Mega mengulurkan tangannya. "Aku Mega, siapa namamu?" Gadis itu tersenyum lebar, dengan cepat membalas uluran tangan Mega. "Nama saya, Siti Asia."

Senyum tak luntur dari bibir Mega, mendapat teman pertama tak terlalu buruk, karena sekarang ketika bagian mengaji dia akan diajari oleh temannya bukan santri lain yang akan memasang wajah kesal ketika harus mengajarnya. Mega memang belum bisa membaca Al-Quran dengan lancar. Selama hidupnya dia hanya akan membaca kitab suci tersebut ketika di sekolah atau tes saja.

Setelah melaksanakan shalat maghrib, Mega langsung mengambil Al-Quran dengan kertas berwarna kekuningan lalu duduk di depan Asia dengan cengiran lebarnya. Mega menghela napas gugur dan membuka halaman pertama, mengucapkan ta'waudz, membaca surat pertama dengan lancar. Satu-satunya surat yang dia bisa baca lancar adalah Qur'an surat Al-Fatihah karena dia selalu membacanya ketika shalat, di samping surat Al-Ikhlas. Pengetahuan Mega terhadap agama memang sedangkal itu.

Mega kembali membaca basmalah dan membaca surat Al-Baqarah dengan lancar pada ayat-ayat pertama, karena dia memang sering mendengar ibunya mengaji atau teman-temannya.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Mega menatap gadis itu dengan ragu, kemudian membaca dengan suara pelan. "Al la ma." Bibirnya mengerucut ketika gadis itu menatapnya dengan terkejut.

"Itu kembali kehuruf aslinya, sehingga dibaca Alif Lam Mim."

"Aku lupa." Mega sedikit terkekeh sebelum kembali focus pada Al-Quran ditangannya.

الۤمّۤ ۚ

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ

[Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,]

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

[(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,]

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

[dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.]

صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ

.

.

.

"Terima kasih kamu sangat baik," ujar Mega dengan riang ketika mereka berjalan untuk kembali ke kamar setelah pengajian malam selesai.

"Jangan sungkan, aku bisa membantu hingga lancar membaca Al-Quran. Setelah itu, kamu bisa serius untuk menjadi hafidzoh."

***

[26 April 2020]

Bagaimana kesan kalian sampai di sini?

Berasa ngerukiah diri sendiri hehe, semangat kalian bulan Ramadhannya:)) jangan lupa satu ayatnya:"

Akhirnya bisa up setelah mengerjakan Sejarah Islam dan TIK xixixi

Biru

Lir Ilir (Dimensi 1 dan 2, Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang