Li.8- Setan?

315 60 14
                                    

Malam setelah semua kegiatan selesai Mega tak langsung kembali ke kamarnya yang di tempati bersama tiga santri lainnya. Kakinya melangkah menuju perpustakan. Mega mengambil buku dan kuas yang biasanya digunakan saat pembelajaran menulis Al-Quran. Dia duduk di dekat jendela yang menampilkan langgit malam.

Abad ke-15

Aku mendengar lagu lir-ilir dinyanyikan langsung oleh penciptanya, Sunan Kalijaga. Lagu itu di ciptakan ketika islam mulai masuk saat keruntuhan Majapahit. Syairnya memiliki makna ganda yang masih tak aku mengerti, dia adalah orang yang cerdas. Memasukan tradisi masyarakat ke dalam dakwah, benar-benar keputusan yang bijak. Lain kali aku harus menanyakan arti lagu itu kepada penciptanya langsung.

Mega langsung menyembunyikan kertas dan kuasnya kebalik punggung saat mendengar pintu perpustakaan dibuka dari luar. Langkah kakinya terdengar ringan dan menyenangkan ditelinga. Mega menyipitkan mata agar bisa melihat orang yang baru saja masuk. Mega merasa napasnya berhenti ditenggorokan. Dia tidak bisa melihat siapapun. Dia berdiri dengan waspada. Suara orang berjalan kearahnya terdengar jelas, tak mungkin dia berhalusinasi. Tapi, dia tak menemukaan satu orang pun.

Mega adalah gadis penakut, dia takut pada banyak hal. Tapi siang dia bisa bersikap biasa saja karena dia yakin setan tidak akan muncul dan mengganggunya di siang hari. Tapi kini, sekujur tubuh Mega bergetar. Mulutnya terasa kering dan tak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Suasana perpustakaan yang diterangi damar di dinding terasa sangat mencekam dan mengerikan.

Napas Mega naik-turun dengan cepat, apalagi saat melihat salah satu kertas di Meja terangkat, bergerak kearahnya dengan sendirinya. "AKH SETAN!!" Mega berteriak dengan rebut, tapi tak bisa melangkahkan kakinya untuk pergi. Matanya melotot dan berkaca-kaca.

"UHH JANGAN GANGGU AKU." Suaranya sangat keras tanpa dia sadari, membuat para santri yang masih belum tertidur berjalan cepat menghampiri sumber suara.

"Allahumabariklana fimarozaktana wakina azabanar." Karena rasa panik yang semakin besar, Mega hanya bisa mengingat doa saat mekan, dia berharap setan itu akan pergi karena takut dia makan. Tapi dia salah. Yang ada semakin banyak kertas yang bergerak kearahnya. yang Mega ingat sebelum semuanya menjadi gelap adalah langkah kaki menggema dan kertas-kertas yang bergerak kembali ketempat semula.

***

30 Maret 2020

maaf gak ada sejarahnya:' aku udah mumet sama sejarah, tiap hari ngurus sejarah mulu:v

besok up jangan?

Biru

Lir Ilir (Dimensi 1 dan 2, Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang