28

169 26 1
                                    

.

.

Jungkook baru saja pulang dari sekolah namun dirinya disuguhi pemandangan yang begitu memuakkan baginya, ayahnya.

"Kau pulang Kook ?"
Pria dewasa itu menyapa, disusul dengan langkah yang mulai mendekat kearah Jungkook.
Jungkook yang melihat aura kemarahan dari diri sang ayahpun hanya mampu menatap ayahnya lurus bahkan sejujurnya dirinya sangat takut dengan tatapan intimidasi dari ayahnya.

"Kau bertemu dengannya lagi ?"
Jungkook masih bergeming sedang tatapannya masih lurus, tak ingin maniknya bersitatap dengan milik ayahnya.

"Jawab aku ! Kau bertemu dengannya lagi ?!"
Ayahnya membentak sedang satu tangannya mencengkram kuat lengan Jungkook membuat pemuda belasan tahun itu meringis kesakitan.

"T tolong jangan sakiti dia"
Kini sang ibu memohon mendekat kearah suaminya yang lantas dengan kasar mendorong tubuh ringkih wanita itu. Jungkook yang melihat ini mengeratkan kepalannya, tidak, tidak lagi sudah cukup bagi ibunya menerima semua perlakuan kasar dari ayahnya, sungguh dia akan menerima jika hal itu terjadi padanya.

"Ya ! Aku bertemu dengannya. Aku menemuinya. Kau dengar itu ?"
Jungkook berucap tepat didepan wajah ayahnya membuat pria yang berusia empat puluh tujuh tahun itu menggeram kesal lantaran putra satu satunya kini sudah berani berbicara keras didepannya.

Melepaskan cengkraman sang ayah Jungkook berjalan menuju ibunya yang kini terduduk dipinggir meja.
"Bangunlah eomma, kita akan pergi dari sini"
Ajak pemuda itu yang lantas mendapat tarikan paksa pada bajunya.

"Berani beraninya kau_"
Ayahnya hendak melayangkan tinjunya, jika saja Jungkook tidak menunjukkan sebuah foto dimana ayahnya sedang melakukan kekerasan pada ibunya.

"Asal appa tahu, aku bukan anak yang sama seperti tiga tahun lalu, anak yang appa hancurkan mimpinya dan anak yang selalu diam ketika melihat eommanya tersakiti, aku sudah dewasa appa, jika appa berani melakukan hal ini padaku atau eomma, aku bisa saja melaporkan hal ini pada kepolisian dan appa akan berakhir mengenaskan dipenjara"
Ucapan Jungkook sedikit banyak membuat pria didepannya geram, sedang Jungkook yang melihat bagaimana ayahnya hanya bergeming ditempat mengajak sang ibu menuju kamarnya.

"Apa yang kau lakukan nak ?"
Tanya sang ibu yang kini sudah terduduk diranjang putranya. Jungkook berbalik lantas menatap wajah ibunya lekat, sungguh tak ada ekspresi bahagia disana, hanya ada kekhawatiran, kesedihan dan beban.

"Kita harus pergi eomma"

"Tapi kemana ? Kau tahu bukan kita_"

"Kita akan baik baik saja eomma, aku janji"
Jungkook menyentuh lembut tangan sang ibu, sungguh dia hanya ingin agar ibunya bahagia, dia akan melakukan apapun jika itu bisa membuat ibunya tersenyum kembali.

"Eomma percayalah, kita akan baik baik saja, aku akan membuat eomma bahagia"
Ibunya hanya mampu menatap putranya dengan bangga, nyatanya walaupun Jungkook masih berusia belasan tahun namun putranya itu sangat dewasa.

"Eomma bangga padamu kook, eomma_"

Prangg....
Keduanya menoleh kearah pintu disusul dengan langkah cepat sang ibu dan Jungkook dibelakangnya, menuruni tangga Jungkook dan ibunya dikejutkan dengan ayahnya yang kini sudah terkapar diruang tengah dengan nafas tersengal dan terlihat begitu susah. Jungkook ingat sang ibu pernah mengatakan kalau sang ayah memang memiliki riwayat penyakit jantung yang entah seberapa parah, hanya saja Jungkook merasa tak peduli bahkan hanya untuk mengetahui perihal ayahnya itu.

"Jeon"
Ibunya berteriak histeris sedang Jungkook masih bergeming ditempatnya, apakah ia melakukan hal yang salah ?. Jungkook tidak tahu harus bagaimana hanya saja mengapa ayahnya jadi seperti ini.

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang