14

270 39 4
                                    

.

.

.

Mengatur nafasnya Aina sedikit merasa lelah tatkala dirinya melakukan pemanasan, sungguh Aina tidak begitu menyukai olahraga dan memang Aina dulu seorang atlet karate namun berbeda dengan sekarang bukan ?
Mungkin Aina kecil begitu menyukai olahraga bela diri itu, sungguh jika saja Aina ingin mengatakan maka ia akan katakakan bahwa hati kecilnya begitu menginginkan hal itu namun apalah daya fisiknya tidak bisa melakukannya.

"Akh"
Aina terduduk lemas saat putaran terakhir larinya, tidak peduli dengan tatapan aneh yang teman temannya itu lempar padanya, sungguh yang Aina inginkan hanyalah beristirahat sejenak namun apalah daya sang guru begitu tegas dan tidak memperbolehkan siapapun beralasan, dan inilah saatnya Aina bisa mengistirahatkan sejenak kakinya saat beberapa detik lalu gurunya pergi dan menyerahkan semua tanggung jawab kepada sang ketua kelas.

"Hei, gadis aneh, cepat bangun, dan selesaikan larimu"
Ucap salah satu anak laki laki.

"Cepatlah, kami tidak ada waktu untuk menunggumu"
Timpal anak laki laki lainnya sedang sisanya hanya menertawakan Aina.
Dengan tenaga seadanya Aina bangkit dan melanjutkan larinya.

Disisi lain Jungkook yang sedikit telat karena harus mengembalikan buku diperpustakaan itu berjalan sedikit terburu, sungguh tiga hari diskors dari sekolah membuatnya tertinggal pelajaran cukup banyak dan untungnya pemanasan sebelum olahraga biasa dilakukan untuk para siswi terlebih dahulu dan para siswa akan melakukan setelahnya.

Keluar dari gedung sekolah Jungkook melihat teman temannya berkumpul dilapangan namun satu hal yang aneh adalah tidak ada guru olahraga dan hanya ada Aina yang sedang berlari ditengah lapangan seorang diri sedang teman teman lainnya hanya menertawakan gadis malang tersebut.

"Ada apa ini ?"
Jungkook bertanya pada salah seorang temannya disana.

"Kau tidak lihat, dia sedang menyelesaikan larinya"
Jungkook mengeryit lalu mengalihkan pandangannya pada wajah pucat Aina, sejujurnya Jungkook merasa sedikit khawatir tentang gadis itu.

"Hei, gadis aneh, cepatlah"
Ucap seorang siswi siapa lagi jika bukan Hyura, gadis itu memang tidak pernah membiarkan Aina hidup tenang.

Brughhh...
Tubuh Aina jatuh, membuat semua teman sekelasnya sedikit kaget begitu pula dengan Jungkook dirinya refleks lari menuju Aina yang sudah terkapar dilapangan, menepuk pelan pipi Aina Jungkook berharap itu akan berhasil membuat gadis itu sadar.

"Aina"
Ucapnya sedang teman temannya hanya memandang tanpa minat untuk membantu.

"Sudahlah kook, dia pasti hanya berpura pura "
Ucap Hyura namun Jungkook hanya menatap sinis gadis itu. Merasa tidak mendapat respon apapun dengan cepat Jungkook mengangkat tubuh kecil Aina lalu membawanya kedalam ruang kesehatan.

Membaringkan tubuh Aina diatas tempat tidur dengan segera Jungkook melepas sepatu Aina lalu mencari kotak obat.
Aina yang merasakan pening dikepalanya mencoba membuka mata lalu mengedarkan maniknya kearah lain tepatnya punggung seorang pemuda dan ia tahu betul siapa pemuda itu, tersenyum kecil Aina lantas kembali memejamkan matanya saat Jungkook hendak berbalik.

Aina sendiri dapat merasakan bagaimana telatennya Jungkook merawat dirinya, bahkan tak ada satu temannya pun yang bersedia menengok dirinya diruang kesehatan hanya Jungkook lah yang sangat perhatian padanya. Merasa sudah cukup melihat pemuda itu merawatnya Aina akhirnya membuka matanya lalu tersenyum saat mendapati Jungkook disampingnya sedang menatap khawatir walau terlihat samar.

"Bodoh"
Aina terkejut saat mendengar ucapan Jungkook, dirinya merasa bingung dan kesal disaat yang bersamaan. Melihat raut wajah Aina Jungkook kemudian membenarkan ucapannya lagi.

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang