9

286 43 0
                                    

.

.

.

Bagi Namjoon Jungkook adalah seorang pemuda yang dingin, saat pertama ia bertemu dan mengenalnya Jungkook adalah pribadi yang diam dia tidak suka melakukan apapun namun setelah mengenalnya kurang lebih selama lima bulan terakhir dirinya kini sadar dan mengerti dibalik diamnya, Jungkook memiliki suatu beban yang harus ia tanggung dan mimpi yang harus ia pendam dan buang jauh jauh.

"Woahhh"
Jungkook berseru saat melihat beberapa penari dijalan melakukan breakdance, melihatnya demikian Namjoon mengerti betul apa yang diinginkan Jungkook namun yang sampai saat ini menjadi rahasia adalah entah mengapa Jungkook tidak ingin bergabung dan memenuhi mimpinya itu, apakah masalah dan bebannya sangat besar sampai sampai dirinya sangat takut pada mimpinya ?.

"Kook-ah, jika kau tidak ingin ikut dalam klub seni sekolah, aku bisa mengenalkan dirimu pada temanku, dia seorang yang berbakat dalam menari dan mungkin sedikit menyanyi dan rap"
Jungkook menoleh seketika terlihat disana ada harapan terpancar dimatanya, namun semua itu sirna saat Jungkook menunduk.

"Ada apa ? Kau menyukainya bukan ? Aku bisa melihat hal itu dari matamu"
Jungkook yang mendengar hal itu seketika mengalihkan pandangannya.

"Tidak hyung, aku tidak bisa"

"Kenapa ?"
Jungkook seketika diam, ia bingung ingin menjawab apa, mengingat Namjoon adalah teman sekaligus orang yang sudah dianggapnya seperti kakaknya sendiri namun disisi lain dia baru mengenal Namjoon dan itu baru berjalan selama kurang lebih lima bulan, dengan waktu secepat itu tidak mungkin Jungkook bisa terbuka pada semua orang walau ia bahkan sudah mempercayai Namjoon.

"Aku harus pulang hyung"
Jungkook berbalik hendak pergi namun Namjoon berucap.

"Aku akan mengantarmu"
Ucap Namjoon seraya mengikuti langkah Jungkook, namun segera dihentikan oleh Jungkook, dirinya tidak ingin orang orang mengetahui kekacauan dikeluarganya.

"Hyung, terimakasih, tapi aku mohon"
Ucapan itu membuat Namjoon menyerah, dia tidak ingin mengganggu pivasi orang lain, dia hanya ingin suatu saat nanti Jungkook dapat lebih terbuka padanya karena dia siap jika Jungkook mau berbagi keluh kesah, suka dan dukanya.

.

"Wahh, harum sekali apa yang sedang putri ibu masak ?"
Ai menoleh kemudian tersenyum saat melihat sang ibu datang dari arah kamarnya.

"Ai memasak nasi goreng kimchi ibu"

"wahh, sepertinya enak"
Sang ibu mendekat kearah putrinya lalu duduk dikursi meja makan.

"Cobalah bu, Ai ingin ibu menilainya"
Ucap Aina setelahnya sang ibu kemudian menyantap masakan sang putri.

"Bagaimana bu ? Apa ini enak ?"

Mencoba sedikit lalu mengunyahnya sang ibu terkejut karena rasa makanan yang disantapnya itu terlampau asin.

"Bagaimana bu ?"
Aina bertanya lagi namun sang ibu hanya tersenyum lalu mengacungkan jempolnya hal itu membuat Aina senang.

"Yess Ai berhasil bu"
Ucap Aina lalu kembali kedapur untuk mengambil tempat kotak makannya.

Menaruh nasi goreng dan kimchinya di kotak makannya Aina tidak mencobanya terlebih dahulu. Melihat hal demikian sang ibu kemudian mencoba mencegah.

"Ai apa yang Ai lakukan ?"

"Ibu tidak lihat, Ai sedang menaruh ini untuk Ai bawa kesekolah"

"Tapi Ai_"

"Sudahlah bu, Ai akan memberikan ini pada teman Ai"

Mendengar perkataan putrinya seketika sang ibu memaksa Aina untuk duduk.
"Ai sebaiknya Ai bawa saja sandwich, biar ini ibu yang bawa"

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang