11

272 43 0
                                    

.

.

.

"Kook ikutlah denganku"
Mingyu menarik lengan Jungkook setelah melihat pemuda itu masuk kedalam gedung sekolah, Jungkook bahkan tidak berminat mengikuti ajakan temannya itu namun bagaimana lagi dirinya mau tidak mau mengikuti ajakan pemuda didepannya sebelum ia sempat menolak.

"Lihat ini"
Manik Jungkook membulat setelah membaca beberapa artikel yang terpajang dimajalah dinding sekolah, dengan segera dirinya menarik semua kertas kertas yang menurutnya tidak berguna itu.

"Siapa yang membuat ini ?"
Tanyanya namun yang ditanya hanya mengendikkan bahu tak tahu.

"Teman sekelasmu mungkin ?"
Ucap Mingyu ragu, jujur saja jika Jungkook sudah dalam mode marah dia akan sangat mengerikan dibanding guru killer disekolahnya.
Meninggalkan Mingyu di depan mading Jungkook kemudian berjalan menuju kelasnya.

Brakk..

Suara gerbakan meja membuat semua yang ada dikelas seketika menoleh.
"Siapa yang melakukan hal ini ?"
Tentu saja semua yang ada dikelas tidak berani menjawab mereka tahu betul bagaimana kemarahan pria paling diam dan dingin dikelas itu setidaknya mereka sudah bersama selama setengah tahun dan sedikit mengetahui bagaimana sifat dari masing masing individu.

"Aku"
Ucapan seseorang membuat Jungkook seketika menoleh kearah pintu lebih tepatnya disana seorang anak laki-laki menatapnya remeh.

"Lihat bahkan kelakuannya tak jauh dari ayahnya"
Jungkook meremas secarik kertas yang ada digenggamannya kemudian berjalan menuju pemuda yang sedang tersenyum remeh itu, menarik kerah kemejanya sungguh Jungkook sudah sangat marah kali ini.

"Ayahmu itu memang sangat buruk bukan ?"
Ucap pemuda itu pelan sungguh Jungkook benar benar marah hingga akhirnya dirinya memukul wajah pemuda dihadapannya cukup keras.

"Dengar, kau tidak berhak mencampuri urusanku"
Ucap Jungkook setelah sebelumnya menarik kerah kemeja pemuda itu.

.

Disisi lain Aina yang tidak sengaja bertemu dengan gurunya itu dimintai pertolongan untuk membawakan beberapa alat untuk praktik.

"Wah, maaf ya, jadi merepotkanmu"

Aina tersenyum saat sang guru berucap, bukankah sudah tugasnya sebagai murid untuk membantu gurunya lagi pula itu tidak sulit.

Berjalan menyusuri koridor Aina berjalan dibelakang sang guru yang memang sudah berjalan mendahuluinya, namun saat keduanya hampir sampai keduanya dikejutkan dengan baku hantam dua orang siswa yang Aina sendiri tahu siapa itu. Sebelum Aina beranjak suara sang guru membuat keduanya menghentikan aksinya.

"Sedang apa kalian ? Kalian fikir ini arena gulat ? sekarang kalian ikut saya menemui kepala sekolah"
Ucap sang guru, Jungkook yang memang sudah dalam keadaan kacau hanya menatap datar Aina saat melewatinya lalu mengalihkan pandangannya mengikuti langkah sang guru dan pemuda yang membuat onar.

.

"Apa yang kau fikirkan huh ?"
Ayah Jungkook berucap kemudian memijat keningnya, dia tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Jungkook, mengelus pelan bahu Jungkook sang ibu hanya mampu menatap wajah putranya yang penuh lebam itu.

"Ini semua karena kau, kau yang salah mendidiknya"
Ayah Jungkook menyalahkan sang ibu.

"Sudah kubilang jangan terlalu memanjakannya"
Ucap sang ayah kembali, Jungkook kemudian menatap sang ayah.

"Appa tidak perlu menyalahkan eomma"

"Lihat ! bahkah saat bersalahpun dirinya masih membela orang lain ? Kau fikir kau itu superhero begitu ?"

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang