..
Disinilah Aina, berdiri tepat didepan sebuah bangunan yang didominasi oleh warna putih.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit menggunakan bus kota Aina kini berada disebuah rumah sakit besar kota Seoul, sejujurnya rumah sakit ini tidak terlampau jauh mungkin hanya lima belas menit dari rumahnya.Berjalan menuju lobby, Aina bertanya pada salah satu suster penjaga administrasi disana.
"Maaf sus, apakah ada pasien bernama Jeon Jungkook disini ?"Wanita dengan pakaian khas itu tersenyum lantas menyuruh Aina untuk menunggu selagi dirinya memeriksa nama pasien yang dimaksud.
"Maaf, tapi tidak ada pasien bernama Jeon Jungkook disini"Aina mengeryit, apakah Mingyu membohonginya ? tapi untuk apa ?.
"Apa kau bisa memeriksanya lagi sus, teman saya dirawat disini, mungkin semalam dia masuk"Suster itu lantas mengecek kembali daftar pasien setelahnya menggeleng pelan.
"Tidak ada, mungkin temanmu dirawat ditempat lain"
Ucap perawat itu, sedang Aina masih tidak percaya, atau mungkinkah Mingyu memang membohonginya. Dengan langkah cepat Aina berjalan keluar setelah mengucapkan terimakasih pada suster disana, dia akan menghajar Mingyu habis habisan disekolah nanti.
Hingga saat menginjak anak tangga terakhir dirinya dikejutkan dengan kehadiran dua orang yang sedang memeluk satu sama lain ditengah taman."Jungkook, Hyejin sunbae"
Lirih Aina, entah mengapa air mata yang bahkan tidak Aina inginkan kini terjatuh begitu saja, ada rasa nyeri dan sesak bersamaan saat melihat keduanya, sungguh Aina bahkan tidak tahu mengapa dirinya merasa demikian padahal jika dipikir antara Aina dan Jungkook tidak memiliki hubungan khusus selain teman. Apakah Aina sedang merasa cemburu atas kedekatan Jungkook dengan gadis lain ? Mengingat selama ini Jungkook tidak pernah dekat dengan gadis lain selain dirinya, ataukah memang Aina saja yang tidak tahu ? Tidak, Jungkook bahkan pemuda yang cukup dingin tapi mengapa dia begitu terlihat nyaman saat berada dipelukan gadis itu, gadis yang beberapa hari ini ia kenal, gadis cantik dan pintar yang Aina sebut sebagai temannya itu."Maaf nona, bisa kau minggir sedikit, kau menghalangi jalan"
Suara berat seorang pria dewasa membuatnya seketika menghapus air matanya. Menoleh kembali kearah Jungkook dan Hyejin lantas kembali memacu langkahnya menuju halte bus.'Apa yang kau fikirkan Aina, dia bahagia kau lihat, dia bahkan bukan orang yang begitu spesial hingga kau harus menangisinya'
.
"Ada apa ? Kenapa sepertinya putri ibu kehilangan semangatnya ?"
Aina mendongak menatap wajah ibunya yang kini tersenyum setelah meletakkan segelas susu dimeja belajar Aina."Tidak ada bu, Ai hanya lelah saja"
Aina berucap lantas kembali menatap buku didepannya."Benarkah ?"
Aina menghela nafas lantas meraih bulpennya yang tergeletak tidak jauh dari bukunya."Iya bu, Ai baik baik saja"
"Baiklah, kalau begitu ibu keluar, jangan lupa untuk menggosok gigi sebelum tidur dan jangan tidur terlalu larut"
Ibunya mengingatkan diakhiri dengan sebuah kecupan dipuncak kepalanya, seperti biasa.Menutup pintunya dengan hati hati sang ibu menghela nafas sedang tubuhnya ia sandarkan dibalik pintu.
'Maafkan ibu Ai, ibu tidak bisa menahanmu, ibu ingin tapi ibu tidak berdaya, maafkan ibu'
.
*Flashback on
"Terimakasih dok"
Wanita berhijab itu mengulas senyum setelah berbincang dengan seorang wanita dimana merupakan ibu dari pasien yang ditanganinya. Menghela nafas wanita itu menatap foto seorang gadis yang sedang tersenyum lantas mengusapnya pelan. Bersamaan dengan itu dering ponsel membuatnya mengeryit lantas meraih ponselnya yang dimana menampilkan nama seseorang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Snow [Jjk-BTS]
Fanfic[[ ON GOING ]] "izinkan aku menggenggam mu walau hanya sesaat sebelum kau menghilang, meski kau pergi dariku dan mencair, kau akan tetap ada dihatiku" -crystal snow . #Jeon_Jungkook #Kim_Namjoon #Aina_Talitha_Zahran (fiction) . . . Baca aja dulu yu...