15

230 33 2
                                    

.

.

.

Wanita itu tidak mengerti mengapa putrinya sejak pulang dari sekolah hanya diam bahkan Aina tidak keluar kamar sejak terakhir kali bertemu dengan Jungkook.

Tok tok tok..

Mengetuk pintu dia hanya berharap agar putrinya itu membuka atau setidaknya menjawab dirinya yang sudah khawatir mengingat putrinya itu bekum makan sejak sore tadi.

"Ai"
Ucapnya namun tak mendapat jawaban apapun, mencoba membuka knop pintu kamar Aina yang ternyata memang tidak dikunci dirinya sedikit menoleh masuk dan memperlihatkan kepala dan sebagian tubuhnya pada celah pintu kamar Aina.

"Apa ibu boleh masuk ?"
Ucapnya lagi namun seperti sebelumnya dirinya tidak mendapat jawaban apapun. Dilihatnya disana Aina sedang bersembunyi dibalik selimut entah apa yang gadis itu lakukan.
Sang ibu masuk tanpa menunggu jawaban dari putrinya lalu duduk ditepi tempat tidur.

"Ada apa dengan putri ibu ini hmm ?"
Wanita itu mencoba membuka selimut yang menutupi wajah putrinya.

"Kenapa Ai tidak ganti baju terlebih dahulu ?"
Ucapnya lagi, sedang Aina yang merasakan usapan hangat dikepalanya seketika terduduk.

"Apa Ai bodoh bu ?"
Sang ibu hanya bingung memandang wajah putrinya, entah apa yang ditanyakan oleh Aina.

"Jawab Ai bu, apa Ai ini bodoh ?"
Tanya Aina untuk kedua kalinya, ibunya mengerjap lalu tersenyum hangat.

"Tidak, putri ibu sangat pintar"
Aina kemudian mendecak kesal lagi lagi ibunya itu berbohong padanya.

"Tidak, sungguh ibu pasti berbohong"
Ucap Aina sedang ibunya tersenyum kembali.

"Memangnya siapa yang bilang putri ibu bodoh ?"
Aina menundukkan pandangannya lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Sudahlah bu"
Aina menyerah dirinya tidak ingin jika harus melibatkan ibunya kedalam masalah pribadinya.

"Oh iya bu, apa dia sudah pulang ?"
Aina bertanya mengenai Jungkook, sang ibu yang melihat kelakuan putrinya hanya mampu tersenyum tipis.

"Siapa ? Jungkook ?"
Tanya sang ibu memastikan. Aina kemudian hanya mengangguk.

"Dia sudah pergi dua jam lalu"
Aina hanya ber-oh ria dirinya tidak peduli dengan Jungkook setidaknya pemuda itu sudah pergi dari rumahnya.

"Dia bilang bahwa dia teman sekelasmu"
Aina yang mendengar ini hanya memutar maniknya malas lalu turun dari tempat tidurnya hendak mandi.

"Itu tidak penting bu, dia tidak penting sama sekali, ibu jangan pernah membawanya kemari lagi"
Ucap Aina yang kini sibuk memilih pakaian di lemarinya.

"Tapi sepertinya dia anak yang baik, ibu bisa saja kehilangan dompet ibu jika Jungkook tidak ada disana"
Aina seketika menoleh lalu mengeryit seolah menuntut untuk sang ibu bercerita lebih.

"Baiklah, sepertinya ibu harus keluar "
Ucap ibunya setelah melihat ekspresi diwajah Aina.

"T-tidak bu, ibu belum menceritakan semuanya "
Aina mencoba mencegah sang ibu pergi dari kamarnya.

"Tapi, sepertinya putri ibu tidak peduli dengan temannya"
Ibunya mencoba menggoda dan membuat putrinya sedikit kesal, sungguh walau Aina kini beranjak dewasa namun dia tidak pernah menganggap Aina seperti seorang gadis dewasa.

Melihat putrinya yang sudah mempoutkan bibirnya membuat sang ibu seketika tersenyum.
"Ya ampun, bagaimana bisa putri ibu ini begitu menggemaskan ?"
Ucap sang ibu lalu memilih duduk tepat disamping putrinya.

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang