18

187 28 1
                                    

.

.

.

Jungkook tidak bisa tidur, dirinya sejak tadi hanya berbaring, lalu berguling kesana kemari mencari posisi yang menurutnya nyaman, namun nyatanya tidak, bukan karena tubuh atau tempat tidurnya, tapi semua ini karena fikirannya yang ah entahlah.
Sejak kejadian dirooftop waktu itu dan kejadian sepulang sekolah tadi membuatnya memikirkan seorang gadis polos yang selama ini selalu dianggapnya aneh. Namun akhir akhir ini dirinya selalu memikirkan gadis itu, entahlah ada apa dengan otaknya, hanya saja sebenarnya Aina tidak begitu buruk, bahkan gadis itu sangat menarik, bagaimana tidak sikap ceria dan cerewetnya membuat Jungkook mengerti bagaimana polosnya gadis itu.

"Apa yang kau fikirkan kook, hentikan fikiran gilamu ini"
Jungkook berguman lalu mengambil posisi duduk melihat kearah jendelanya yang terbuka, tepatnya dimana kamar Aina berada, tentu saja entah kebetulan atau apa kamarnya dan kamar Aina bersebrangan, selama ini Jungkook bahkan dapat melihat Aina dari kamarnya, hanya saja Aina yang tidak tahu bahwa kamar yang berhadapan dengan kamarnya adalah milik teman sebangkunya yaitu Jungkook.

Jungkook melangkah turun dari tempat tidurnya saat melihat seseorang keluar menuju balkon, siapa lagi jika bukan Aina, entah apa yang sedang dilakukan gadis itu malam malam seperti ini, tapi sepertinya gadis itu sedang bernyanyi terlihat bagaimana dirinya berucap lalu sesekali melihat ponselnya.

"Aaaaaaa"

Suara gadis diseberang sana sedikit membuat Jungkook terhibur, bagaimana tidak suara itu tidak cukup enak ditelinganya.

"Kenapa semua part ini harus aku yang melakukannya"
Gadis itu mencebik kesal, mengingat semua bagian vokal diberatkan padanya sedang Namjoon dan Mingyu, mereka menghandel bagian rap.
Ya, satu jam lalu Namjoon memutuskan untuk memilih lagu dengan genre musik hip hop dance, dimana dalam sebuah lagu memiliki bagian rap, vocal disertai dance. Haahh, banyak sekali tugas Aina, kalau begini gadis itu jadi menyesal ikut dalam acara akhir semester itu. Tentu saja bahkan dirinya buruk dalam menyanyi ditambah dengan dance, mungkin gadis itu sudah menyerah sebelum melakukannya.

Jungkook tersenyum saat melihat gadis itu kesal, entah sudah berapa kali gadis itu bersikap seperti itu hari ini.
"Kau belum tidur kook-ah ?"

Jungkook terkesiap seketika menutup tirai jendelanya saat sang ibu masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk pintu.
"Eomma, a-ada apa ?"

Jungkook tergagap, membuat sang ibu mengeryit heran, mengapa putranya bersikap demikian.

"Eomma hanya memastikan kau sudah tidur atau belum, apa itu salah ?"
Menatap sang ibu, Jungkook lantas berjalan menuju tempat tidurnya lalu duduk diatasnya bersiap untuk tidur.

"Aku hanya sedang menutup tirainya, setelah itu aku akan tidur, apa eomma membutuhkan sesuatu ?"
Mengeryit heran sang ibu lantas duduk tepat disamping putranya, menarik nafasnya panjang sebelum berucap.

"Eomma tahu mungkin ini tidak berharga untukmu tapi eomma hanya ingin kau bahagia Kook-ah "

Sang ibu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam sakunya, lalu memberikan kotak itu pada Jungkook yang kini memasang ekspresi bingung dan penasaran.

"Bukalah"

Jungkook kemudian membuka kotak itu dan menemukan sebuah memory card didalamnya. Jungkook semakin tidak paham dengan sang ibu.

"Eomma berusaha memperbaiki gitarmu, tapi ahjussi itu berkata tidak bisa karena sudah cukup parah, jadi eomma menyelamatkan yang bisa eomma selamatkan "

Jungkook melebarkan maniknya, sungguh ? Dirinya kini benar benar bahagia sekaligus terkejut dengan kejutan sang ibu.

"Jadi-"
Sang ibu mengangguk menanggapi putranya yang kelewat bahagia.

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang