.
.
.
Namjoon pusing rasanya kepalanya ingin pecah mendengar perdebatan kedua temannya itu, Aina dengan pandapatnya dan Mingyu dengan pendapatnya, keduanya benar benar bertolak belakang. Ya ketiganya memutuskan untuk mengikuti lomba akhir semester itu walau tanpa Jungkook didalamnya, tapi tak apa Aina, Namjoon dan Mingyu saja sudah cukup, entahlah akan jadi seperti apa grupnya.
"Bukankah akan lebih baik jika seperti ini hyung ?"
Mingyu kini sedikit berteriak berharap mendapat persetujuan dari yang lebih tua.
Aina yang merasa kesal akhirnya memilih melangkah pergi dengan raut wajah sebal dan sepatunya yang sengaja ia hentak hentakkan membuat sedikit suara gaduh, bahkan dimata Namjoon gadis itu begitu lucu saat kesal."Ah sudahlah, aku rasa ini percuma hyung"
Mingyu berucap lalu memilih pergi.Jungkook yang melihat hal ini dari kejauhan hanya mengeryit, pasalnya entah ada apa dengan Aina dan juga Mingyu.
"Hei kook"
Namjoon melambai mengisyaratkan Jungkook mendekat."Bukankah kalian sedang berlatih hyung"
Jungkook bertanya namun Namjoon hanya mampu menghela nafas pasrah, bagaimana akan berlatih jika Mingyu dan Aina saja selalu berselisih.Mengendikkan bahunya Namjoon lantas memandang lurus dimana seorang gadis dengan balutan hijab itu kini menaiki tangga dan sebentar lagi akan hilang dibalik pintu.
"Dia cukup keras kepala untuk ukuran seorang gadis"
Jungkook lantas mengikuti arah pandangan Namjoon."Ya, kau benar hyung dia memang gadis yang keras kepala"
"Oh iya, bagaimana dengan proyekmu ? Aku dengar kau sudah menyelasikannya ?"
Jungkook lantas tersenyum hambar, entahlah bahkan Jungkook sendiri tak yakin dirinya bisa mengikuti seleksi sains yang diadakan disekolahnya.
"Aku tidak yakin hyung "
Namjoon mengangguk pelan menjawabnya, sungguh bahkan siapapun dapat melihat bagaimana besarnya keinginan seorang Jeon Jungkook pada seni, dan soal pemuda itu mengikuti lomba sains Namjoon sepenuhnya yakin bahwa sang ayahlah yang berada dibalik ini semua.
"Kau yakin tidak ingin ikut bergabung ?"
Namjoon bertanya ragu, Jungkook menunduk sekilas lalu kembali menatap wajah Namjoon."Aku tidak ingin terus mengingatkan hal yang sangat tidak penting bagiku hyung, aku yakin kau mengerti apa maksudku"
Ucap Jungkook lantas bangkit dari duduknya, lalu mulai melangkahkan kakinya namun dirinya berhenti tepat dilangkah ketiga."Mungkin aku bisa membantumu membujuk gadis itu hyung"
Ucapnya lagi setelahnya melanjutkan kembali langkahnya meninggalkan Namjoon yang masih dengan fikirannya..
Aina kesal sungguh, bagaimana bisa kedua temannya itu memilih untuk bernyanyi rap, bahkan Aina tidak bisa melakukan rap, jangankan rap bernyayi pun ia tak yakin bisa melakukannya.
"Setidaknya kasihanilah sepatu yang tidak bersalah itu"
Aina menghentikan kakinya yang sibuk menendang lantai lalu menoleh mendapati presensi Jungkook disampingnya.Tidak peduli, akhirnya Aina melanjutkan aksinya kembali.
"Apa pedulimu ?" Ucapnya tanpa memandang pemuda disampingnya.Jungkook menghela nafas panjang memikirkan cara bagaimana membujuk gadis disampingnya.
"Mau makan ramyeon ? Aku akan mentraktirmu "
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Snow [Jjk-BTS]
Fanfiction[[ ON GOING ]] "izinkan aku menggenggam mu walau hanya sesaat sebelum kau menghilang, meski kau pergi dariku dan mencair, kau akan tetap ada dihatiku" -crystal snow . #Jeon_Jungkook #Kim_Namjoon #Aina_Talitha_Zahran (fiction) . . . Baca aja dulu yu...