6

322 48 0
                                    

.

.

.

Menyimpan bukunya dalam tas Aina siap untuk hari esok, dirinya tidak ingin jika sang ibu mengetahui hal hal buruk tentangnya, cukup bagi sang ibu untuk lelah bekerja. Bekerja dirumah sakit sebagai dokter anak memang tidak mudah setiap saat harus siap sedia untuk pasiennya, terkadang ibunya juga mendapat panggilan dimalam hari dan pulang sangat larut itulah alasan mengapa ibunya terlambat menjemput, beruntung ada Namjoon yang menemaninya, berbincang dengan pemuda itu sangat menyenangkan selain Namjoon orang yang mudah berteman dia juga orang yang asik untuk diajak berbincang.

"Ai, ayo makan sayang"
Suara sang ibu membuatnya menoleh lalu tersenyum.

"Ai akan menyusul bu, setelah menyelesaikan ini"
Ucap gadis itu melanjutkan aktivitasnya mengerjakan pr yang diberikan oleh gurunya.

Namun suara seseorang membuatnya menoleh mencari asal suara itu, membuka pintu kamar yang menuju balkon dirinya keluar setelah sebelumnya memakai hijab instannya. Mengamati sekitar dirinya memasang mata dengan teliti. Dilihatnya disana seorang pria yang duduk dalam kegelapan, ia yakin suara itu berasal dari pria itu, belum sempat ia melihat dengan jelas suara sang ibu memanggilnya kembali hingga membuatnya dengan segera menjawab dan datang menemui sang ibu.

"Ibu membuat apa hari ini"
Ucap Aina seraya menuruni tangga, sang ibu yang sedang menyiapkan makanan diatas meja seketika menoleh lalu tersenyum.

"Nasi goreng kesukaanmu"

"Yeeeyy"
Aina melompat senang saat mendengar nama makanan kesukaannya itu.
Duduk tepat didepan sang ibu Aina terlampau senang hingga sang ibu berdehem guna mengingatkan pada putrinya untuk berdoa sedang Aina yang sadar akan kesalahannya hanya tersenyum tanpa dosa. Keduanya kemudian berdoa sebelum makan.

"Bagaimana dengan hari ini ? Apa semuanya berjalan dengan lancar ?"
Tanya sang ibu membuat Aina seketika menjeda makannya.

"Ada apa ? kenapa kau berekspresi seperti itu ? Apa pertanyaan ibu salah ?"
Aina menggeleng lalu tersenyum kembali.

"Tidak bu, semuanya baik baik saja, teman teman Ai sangat baik, Ai senang bisa bersekolah disana"
Ucapnya menutupi hal yang sebenarnya terjadi.

"Baiklah, ibu senang akhirnya semua kekhawatiran mu itu menghilang, bukankah sudah ibu katakan semuanya akan baik baik saja"
Aina hanya tersenyum menanggapi sang ibu kemudian melanjutkan makannya.

"Oh iya, siapa anak yang bersamamu tadi ?"
Pertanyaan sang ibu membuat Aina mengeryit mengingat seseorang yang bersamanya hari ini.

"Ahh maksud ibu Joonie oppa ?"

"Joonie oppa ?"
Ibunya bertanya kembali, mengingat panggilan itu sangat tidak formal sedang putrinya yang ia ketahui bahkan baru mengenal pemuda itu bukan ?

"Iya, Joonie oppa"

Ibunya yang melihat ini kemudian meluruskan mengingat putrinya itu terlampau polos dan ia tidak ingin jika kepolosan putrinya itu dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab.
"Sebentar Ai, bukankah Ai baru mengenalnya ?"

Mengangguk Aina tidak terlalu peduli dengan pertanyaan sang ibu dan hanya menikmati makanannya.

"Ai dengarkan ibu nak, ibu hanya ingin mengingatkan, kita disini orang baru, kita tidak tahu siapa yang baik dan berpura pura baik, kita tidak tahu apa yang ada difikiran orang orang mengenai kita"

Mendengar demikian Aina menghentikan makannya dan mendengarkan nasihat sang ibu.
"Jadi.. apa maksud ibu ?"

Menghela nafas sang ibu kemudian mengelus puncak kepala putrinya.
"Ibu ingin Ai lebih berhati hati dalam memilih kawan, Ai harus tahu siapa dia, ibu tidak ingin jika Ai terlibat dalam pergaulan tidak baik, apa Ai mengerti ?"

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang