3

424 51 0
                                    


.

.

.

Semester awal baru dimulai, tidak mudah bagi Aina dapat mengikuti pelajaran yang sangat berbeda dengan negara asalnya.

"Ai, ayo keluar sayang"
Perintah sang ibu, putrinya itu memang memiliki ketakutan tersendiri apalagi jika bertemu dengan orang orang baru, dirinya tidak yakin akan diterima disekolah ini dan bagaimana jika teman temannya itu tidak menyukainya ? Hal hal semacam itulah yang membuat dirinya sedikit merasa khawatir walau sebisa mungkin dirinya akan membiasakan diri namun itu tidak mudah bukan ?.

Keluar dari mobil dirinya disuguhkan dengan bangunan sekolah yang sangat tinggi, didepannya terdapat lapangan yang sangat luas dan beberapa anak yang bermain disekitarnya namun satu hal yang paling Aina khawatirkan adalah pakaiannya, semua siswi yang berada disekolah itu memakai rok pendek bahkan diatas lutut sedang Aina ? Dia begitu berbeda dengan rok panjang yang hampir menutupi seluruh kakinya hingga mata kaki, ketika siswi lain mengikat atau membiarkan rambutnya tergerai berbeda dengan Aina yang menutup rambutnya dengan kerudung berwarna sama dengan seragamnya.

"Ibu yakin Ai bisa diterima disini ?"
Ucapnya penuh tanya sedang sang ibu tersenyum hangat.

"Kau khawatir ?"

Menggeleng cepat Aina tidak ingin membuat sang ibu juga ikut khawatir.
"Tidak, hanya saja_ Ai merasa berbeda"
Ucapnya ragu.

Menghela nafas sang ibu kemudian mengelus puncak kepala sang putri.
"Ai sayang, berbeda itu tidak buruk, bukan berarti kau tidak akan diterima disini hanya karena penampilanmu, dengar kau itu istimewa lihat disana"
Ucap sang ibu kemudian menunjuk beberapa siswi yang masuk kedalam gedung.

"Mereka tidak tahu bagaimana cara menjaga diri mereka, sedang Ai disini menutup seluruh aurat dan secara tidak langsung Ai berusaha menjaga diri Ai, lihat bagaimana susahnya mereka saat duduk dan menjaga rok mereka saat angin menerpa, sedang Ai tidak perlu khawatir dengan terpaan angin walaupun itu sangat kencang, jadi yang Ai perlukan hanya hati yang baik dan jujur, semua orang akan menyukai jika hati kita baik dan jujur, sekarang Ai mengerti ?"
Ucapan sang ibu membuat rasa khawatir Aina sedikit berkurang.

"Sekarang ayo, hari ini ibu akan mengantarmu"
Ucap sang ibu membuka telapak tangannya kemudian disusul dengan telapak tangan Aina, keduanya saling bergandeng masuk menuju gedung sekolah dengan perasaan yang entahlah.

.

.

.

Jungkook hampir saja terlambat jika dirinya tidak bertemu dengan temannya lebih tepatnya teman sejak masa sekolah menengah pertama.
"Hampir saja kita terlambat"
Ucap Mingyu seraya melepas helmnya, sedang Jungkook melihat kearah halaman sekolah yang sudah cukup sepi.

"Kau baik baik saja kan ?"
Tanya Mingyu yang hanya dibalas anggukan, jujur saja kali ini Jungkook sangat khawatir mengingat wali kelas barunya adalah guru yang paling disiplin disekolah, walau dirinya baru setengah tahun masuk kesekolah ini tapi dia tahu betul guru mana saja yang bisa dianggap killer.

"Kalau begitu aku masuk dulu ya, terimakasih atas tumpangannya"
Ucap Jungkook kemudian secepat kilat ia berlari meninggalkan Mingyu masuk melewati koridor sekolah.
Kelasnya berada di lantai 3 dan itu sedikit memakan waktu mengingat para siswa tidak diperbolehkan menaiki lift hanya guru dan para staff saja yang diperbolehkan. Tidak adil, mungkin semua siswa mengatakan hal itu dalam hati kecilnya.

Mengatur nafasnya Jungkook sedikit lega karena kelas belum dimulai, dengan sedikit tersengal ia masuk kedalam kelas dan mengambil tempat duduk paling belakang mengingat semua tempat duduk sudah diisi oleh siswa dan siswi lain, karena Jungkook datang terlambat akhirnya ia hanya kebagian sisanya.

Crystal Snow [Jjk-BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang