Part| 32

521 43 55
                                    

Hallo guys! hampir sebulan aku gak buka lapak ini:(
Alasan gak update itu karena kesibukan sama kemalasan. Makasih banget buat kalian yang masih stay sama cerita ini💜💜 terharu bangetttt 😭😭

Ada yang sayang sama author nya gak sii?😢

Oke, Happy Reading all!💜

***

Hampir setiap detik Vio melihat ponsel yang berada di hadapannya berharap ada notif dari Saka. Sampai sekarang ini, Saka belum juga ada kabar.

Sejak malam itu, Saka tidak pernah lagi menghubungi Vio. Sudah seminggu ini Saka menghilang.

Vio yang ceria sekarang mendadak jadi pendiam. Fara juga merasa sedih karena kepribadian Vio yang dulu telah lenyap.

Polisi juga sudah mencari keberadaan Saka, namun nihil hasilnya juga tetap sama. Saka bagai di telan bumi, menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Semua orang menganggap Saka telah meninggal. Namun, Vio tidak menerima itu. Vio yakin bahwa Saka masih hidup dan dia sekarang pasti sedang mencari arah pulang.

Vio memeluk lututnya sendiri, ketukan dari arah pintu kamar mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Ia berdehem, berjalan ke arah pintu guna membuka kunci.

"Masuk aja," kata Vio datar. Dia kembali duduk di kasur dengan ponsel di hadapannya.

Elisa datang dengan nampan berisi susu hangat dan bubur. Dia menyimpan nampan tersebut di meja, lalu duduk di tepi kasur Vio.

"Mommy tau gimana perasaan kamu, Vi. Kamu harus ikhlas, Saka udah gak ada. Kamu pasti bisa lupain Saka, biarkan dia tenang di sana."

Perkataan yang terlontar dari mulut Elisa membuat Vio tersinggung. Selalu saja Elisa berkata seperti itu, padahal Saka masih hidup.

"Nggak mom! Mommy ngomong apa sih?! Jangan ngawur, Saka masih ada dia pasti pulang!" Vio menaikkan suaranya.

Elisa menghela nafas kasar, dia mengulas senyum dan mengusap rambut panjang Vio.

"Kalau kamu masih yakin Saka ada, makan ya sayang. Saka pasti gak mau kalau pacarnya sakit," ucap Elisa lembut.

Ya, sekarang Vio sedang sakit karena terlalu sering menangis. Kondisi kesehatannya sekarang lemah. Selama Beberapa hari ini, Vio selalu berdiam diri di kamar.

"Tapi mom, Saka pasti belum makan. Vio gak mau makan kalau Saka juga gak makan."

"Tapi Vi──"

"Mom ... please. Vio mau sendiri." kata Vio memotong.

Elisa mengangguk, dia tau Vio masih perlu waktu. Elisa berjalan keluar kamar dan tak lupa menutup pintu kamar.

Setelah kepergian Elisa, Vio berjalan ke arah laci meja dan membawa hadiah yang tadinya akan di berikan kepada Saka.

"Kamu bohong, Saka. Katanya kamu bakalan dateng, tapi apa?! Sampai sekarang aku gak tau kamu di mana!" ucap Vio seraya meremas barang tersebut.

Dia kembali ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya di sana. Menyelimuti dirinya dengan selimut, Vio kembali menangis.

Vio jadi teringat waktu-waktu bersama Saka. Apalagi saat di rumah pohon, Saka berjanji akan selalu ada untuk Vio. Tapi sekarang semua itu hanyalah omong kosong belaka.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang