Part| 24

485 47 23
                                    

Ye!! Konflik besar nya belum mulai. Jadi sabar ya, stay terus di cerita ini💜
Jangan lupa vote:)

Happy Reading!🔥🔥

***

"Semoga aja Vio udah masuk ke kelas."

Saka turun dari motor, menyimpan helm dan berjalan ke arah gerbang. Ia lalu meminta pak satpam yang sedang berjaga untuk membuka gerbang.

"Pak tolong, bisa di buka gerbangnya?" tanya Saka kepada pak satpam yang sedang meminum kopi.

"Lah? Ini sudah jam berapa, kenapa kamu baru masuk?"

"S-saya telat bangun pak, tolong, buka gerbangnya," pinta Saka lagi.

"Yasudah, saya buka gerbangnya. Lagian kamu baru pertama kali telat 'kan?" tanya pak satpam itu seraya membuka gerbang.

"Iya. Makasih pak," ujar Saka lalu masuk dengan mengendarai motornya.

***

Bel pergantian pelajaran telah berbunyi, Vio menghela nafas lega karena akhirnya pelajaran Fisika telah usai.

Vio mulai membaca buku, dan di sampingnya Fara hanya diam seraya menghela nafas kasar. Mereka belum juga baikan, dan asal kalian tau, Vio itu susah menerima maaf dari seseorang.

Hening. Tidak ada percakapan di antara keduanya.

"Ekhem," Fara berdehem cukup keras, menkode Vio agar berbalik ke arahnya. Namun, Vio tidak menanggapi karena terlalu fokus dengan buku yang di bacanya.

"Ekhem!" Fara berdehem lagi lebih keras hingga dahak dari tenggorokannya keluar, namun ia telan kembali.

"Ekhem ... ekhem!"

"Nih," seseorang menyodorkan sebotol air mineral kepada Fara. Fara mendongak menatap orang itu. "Ngapain lo nyodorin gue air?" tanya Fara heran.

Axel menyimpan botol tersebut di meja lalu menatap Fara yang berdiri di sampingnya. "Apa maksud lo ekhem ... ekhem an coba? Gue yang dari tadi mau minum gak jadi-jadi. Serasa di panggil kalau lo minta minum. Yaudah gue kasih," kata Axel.

Kenapa jadi begini, niatnya mau kode Vio kenapa malah dapat air?

"Yaudah, makasih," kata Fara kepada Axel. Axel pun berjalan ke arah luar kelas guna membeli air mineral.

"Vi, udahan lah marahannya, gue tadi keceplosan. Gak niat ngomong gitu, jangan marah dongg."

Vio tidak menanggapi.

"Nanti gue beliin Apple Danish sama permen cincin, dah. Asal lo gak marah lagi," kata Fara yang membuat Vio berbalik ke arahnya.

"Beneran?!" ucap Vio sumbringah. Apple Danish dan permen cincin adalah kelemahannya, mana mungkin Vio bisa menolak?

"I-iya, asal lo gak marah lagi."

"Vio gak marah kok," Vio tersenyum menunjukkan eyes smile nya, "cuman kesel aja sama Fara. Aku gak suka di salahin, lagian, ini semua gara-gara Saka sama Bella."

"Saka sama Bella?" Fara mengerutkan keningnya, "kenapa mereka emangnya?" tanya Fara.

"Aku jealous, mereka keliatan akrab banget. Mana Saka dari kemarin gak kabarin aku," tutur Vio.

"Ih o'on. Mana Saka tau nomor lo yang baru."

Perkataan Fara tersebut membuat Vio berfikir sejenak. Benar juga, kenapa dirinya begitu bodoh, ya?

Vio memang benar-benar tidak bisa berfikir panjang, apa yang dia lihat langsung dia simpulkan. Apa yang dia dengar juga langsung dia simpulkan sendiri.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang