Part| 13

645 76 59
                                    

Team siapa nih?

Voment:v

Happy Reading!!

***

Tin ... tin ... tin ...

Suara alat pendeteksi jantung mengisi ruangan bernuansa putih ini. Seorang lelaki berbaring tak berdaya di atas bangsalnya, tubuhnya di penuhi alat-alat medis. Seseorang di samping lelaki itu terbangun dari tidurnya saat mendengar pintu terbuka.

"Om hanya ingin memeriksa keadaannya," ucap sang dokter lalu mulai memeriksa keadaan pasiennya.

"Keadaannya bagaimana, om?" tanya seorang gadis. Dokter itu menghela nafas, "kamu sudah menghubungi keluarganya, Bella?" tanya Adrian yang merupakan dokter sekaligus om-nya Bella.

Bella menggeleng pelan, "aku gatau harus hubungi siapa, om. Saka itu orangnya tertutup." jelas Bella.

"Emangnya Saka sakit parah om? Aku sering liat dia sering mimisan, apalagi Saka waktu itu pernah cerita, dia suka berkeringat dingin waktu malam hari." lanjut Bella bertanya.

"Kamu tau itu merupakan gejala penyakit apa?"

Bella mengangguk, "aku rasa ... Saka itu saki──"

"Leukemia." potong Adrian cepat. Bella sudah menduga hal ini sebelumnya.

"Penyakit yang menyumbat pembuluh darah," ucap Bella meneruskan, Adrian mengangguk.

"Saka harus segera melakukan kemoterapi untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker yang ada di dalam tubuhnya. Dan itu ... memerlukan biaya yang cukup mahal, om sudah memberikan Saka obat untuk meredakan rasa sakitnya, tapi itu tidak akan bertahan lama."

Bella mengangguk mengerti, "kalo gitu om pergi dulu, banyak pasien yang harus di urus," ucap Adrian lalu pergi.

Bella menghampiri Saka, ia duduk di kursi sebelah kasur Saka. Bella menatap Saka yang tertidur dengan tenang. Saka di temukan di jalan dengan kondisi pingsan, dan Bella yang melihat itu segera membawanya ke rumah sakit.

"Kamu yang kuat Saka, aku akan selalu dukung kamu. Kamu harus sembuh," lirih Bella seraya mengusap rambut Saka.

"Aku gak bakalan kasih tau dulu soal penyakit kamu." jelas Bella, ia lalu beranjak dari tempat duduknya. Bella mengambil air yang ada di meja lalu meminumnya.

"Gausah repot-repot, gue tau kok Bell."

Uhuk!

Bella hampir tersedak air minumnya sendiri, bagaimana tidak? Saka ternyata sudah bangun. Bella dengan cepat menghampiri Saka.

"U-udah bangun?" tanya Bella panik, Saka mengangguk tanpa melihat ke arah Bella. "Dari semenjak dokter itu datang, gue udah bangun."

"Kamu ta──"

"Gue udah tau," sela Saka cepat. "Gapapa, kok. Belum parah, gue masih bisa bertahan selagi gue bisa."

Bella termenung, "Saka, penyakit kamu itu termasuk kanker. Dan kamu harus segera melaku──"

"Gausah, gue masih kuat." potong Saka. Ia bangkit untuk duduk di bantu Bella.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang