Part| 28

434 45 28
                                    

Hallo! Siapa yang kangen Saka sama Vio?

Akhirnya setelah beberapa bulan purnama wk, aku update. Tinggalkan jejak yaa💜

Selamat Membaca 🔥

***

"Cantik banget anak mommy ini," kata Elisa seraya menyisir rambut Vio.

Vio terkekeh, "kan anak mommy."

"Anak ayah juga," kata Gino dari ambang pintu kamar. Dia lalu berjalan menuju dua wanita yang di cintai nya itu.

"Anak kalian berdua," seru Vio. Ia menatap wajahnya sendiri di cermin.

"Mau berangkat sekarang?"

"Nggak," Vio menghadap kedua orang tuanya. "Vio nunggu Saka jemput."

"Kamu beli kado apa nggak?" tanya Gino.

"Vio gak beli, tapi Vio punya hadiah yang istimewa buat Saka."

Vio melangkahkan kakinya ke arah laci meja, lalu mengambil sesuatu di sana. Setelahnya ia kembali duduk di meja rias.

"Vio mau kasih Saka hadiah, supaya Saka selalu inget Vio terus." Menunjukkan hadiahnya, Vio kembali berbicara, "semoga Saka suka sama hadiah ini."

"Hm, pasti Saka suka." kata Elisa. Dia mengusap rambut panjang Vio. "Mommy restuin hubungan kalian berdua, kalau perlu setelah lulus SMA kalian nikah aja," ucap Elisa asal ceplos.

Ucapan yang di lontarkan Elisa barusan mendapat geplakan di tangan dari sang suami.

"Mana ada, nanti Vio mau di kasih makan apa? Saka kan belum kerja," protes Gino.

"Nanti kalau Vio mau makan, ke rumah mommy aja ya, sayang." tutur Elisa lagi.

"Rumah kita sayang," koreksi Gino seraya mengelus tangan Elisa.

"Dimana-mana tuh, milik suami milik istri juga."

"Memang."

"Ya ini berarti rumah aku lah."

"Lah-lah," Gino bingung sendiri mau jawab apa. Nanti kalau salah ngomong kan Elisa bisa marah. Bisa-bisa dirinya nanti gak dapet jatah. Jatah makanan maksudnya.

"Kalian ini, keluar!" tegur Vio. Dia mempersilahkan Elisa dan juga Gino untuk keluar dari kamarnya dengan cara membuka pintu.

"Ya allah, anak kamu laknat bener sama orang tua," ucap Elisa seraya berjalan keluar.

"Anak kamu juga." pungkas Gino berjalan mengekori istrinya.

"Anak kalian," kata Vio lalu menutup pintu kamar nya sendiri.

Vio melirik jam yang berada di dinding, pukul 8 malam. Kenapa Saka lama sekali? Kan tadi Saka bilang dia akan menjemput nya jam setengah 8.

"Apa jalanan macet ya?" gumam Vio.

Hati Vio mulai tidak tenang, dia takut Saka kenapa-napa di jalan dan takut Saka lupa akan janjinya.

***

Sementara di rumah, Saka kini tengah bersiap-siap untuk menjemput Vio. Mengambil sesuatu di meja lalu melenggang pergi ke arah luar.

Di tengah jalan, Saka menghentikan motornya di tepi jalan saat ponselnya bergetar.

"Nomor siapa?" gumam Saka ketika ada yang menelponnya namun nomornya tidak di ketahui.

Tanpa berkata-kata lagi, Saka mengangkat telpon tersebut.

"Hallo?"

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang