Part| 25

525 48 6
                                    

Makasih buat kalian yang udah baca, walaupun masih banyak yang Silent Reader (◔‿◔) karena sejatinya saya jga kadang sider, hehe.

Bila berkenan, anda bisa tinggalkan jejak. Tapi, bukan jejak kaki:v

[Jika ada cerita lain yang alur nya sama atau 'plagiat' tolong, beritahu saya, nanti saya kasi duit orang itu]

Happy Reading! 🔥🔥

***

"Gue tadi liat Saka ke uks."

"Kayaknya, Saka sakit, deh."

"Dan juga, gue liat tadi dia telat. Padahal, kan Saka itu ketOs."

"Suttt, ada pacarnya."

Vio melewati sekumpulan siswi-siswi yang sedang berkumpul di lorong koridor. Dia jengkel jika pacarnya menjadi bahan pembicaraan siswi lain.

"Apa maksud kalian kalau Saka masuk uks?" tanya Vio kepada mereka. Salah satu dari mereka berjalan maju menghadap Vio.

"Lo pacarnya, seharusnya lo tau dong, kalau Saka sakit."

"Sakit?"

"Oh, helpp! Pacarnya aja gak tau!" ucap siswi itu lalu mereka tertawa puas. Ha-ha.

Vio menggeram marah, dia meninggalkan sekumpulan siswi tersebut menuju toilet. Dapat Vio dengar kalau mereka masih menertawakan dirinya. Dan Vio tidak suka itu!

"Ya mana aku tau kalau Saka sakit, orang dia aja gak ngasih tau coba." gumamnya.

***

Kedua kelopak mata itu perlahan terbuka, menyesuaikan cahaya lampu dari jendela yang sedikit terbuka. Saka memegang kepalanya yang sedikit pening, lalu mulai terbangun, ia menyenderkan kepalanya ke bantal.

"Goo gok popo, comon kocopoon." Samuel, cowok itu berdecak, meletakkan gelas berisi teh hangat di nakas. "Nyatanya pingsan sampe hidung keluar ingus warna merah, apa maksud coba?!" tanya Samuel sedikit membentak seraya kembali duduk di sofa.

Saka hanya diam, dia meminum teh hangat yang di sediakan Samuel untuknya.

"Gak usah nutupin apa-apa lagi. Cerita ke kita berdua, lo kenapa?"

"Gue gak papa, Sam." bantah Saka.

"Ngeles lagi," Samuel memutar bola matanya malas, dia jengah dengan alasan Saka yang selalu mengatakan 'gak papa' nyatanya 'ada apa-apa'.

"Jujur, Ka. Orang jujur masuk surga loh!"

"Orang jujur, di sayang Tuhan loh!"

"Orang jujur, dapet pahala loh!"

Samuel terus saja berkata demikian. Hingga Rehan menyumpal telinganya dengan earphone.

"Orang jujur, di sayang semua orang loh!"

"Ora──"

"Gue sakit!"

Deg.

"GUE SAKIT PARAH, SAM! DAN UMUR GUE UDAH GAK PANJANG LAGI!" Saka berteriak, membuat Rehan melepas earphone nya, dan Samuel terdiam.

"Dan jangan coba-coba buat ngasih tau Vio karena gue gak mau bikin dia sedih," Saka berkata dengan parau. Dia menunduk dalam, se-apik apapun dia menutupi semuanya, pasti ketahuan juga.

Dan jika Vio mengetahui semuanya, pasti dia akan sedih. Dan Saka tidak mau membuat Vio sedih, karena ... selama ini cukup Saka saja yang merasakan sakit ataupun sedih. Vio harus bahagia.

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang