Part| 31

554 46 29
                                    

Alhamdulillah yaa, makin kesini pembaca n penggemar Saka makin banyak. Semoga kedepannya lebih baik, makasih banget buat kalian yang udah nyempetin waktunya buat baca cerita ini💜

Selamat Membaca🔥🔥

***

Vio masih menunggu Saka, dia duduk di sofa yang mengarah langsung ke pintu utama.

Tiga minuman berperisa susu telah di habiskannya. Melihat ke arah jam dinding, Vio kembali menggerutu.

"Loh Vi, kamu belum berangkat?"

"Vio masih disini, ya berarti belum berangkat mom."

Elisa mengangguk-angguk, Gino yang baru saja keluar dari dapur menghampiri sang anak.

"Masih nunggu Saka?" tanya Gino seraya duduk di sofa. Vio melihat ayahnya sebentar lalu mengangguk.

"Masa udah hampir jam 10 malem Saka belum dateng."

Vio menggeleng lemah, Elisa dan Gino saling pandang.

"Kamu tau tempatnya di mana?"

"Nggak, Vio gak tau. Makanya Vio nunggu Saka, ayah."

"Ngh ... "

"Kamu ngomong dong sama anak kamu," ucap Gino berbisik. Elisa menggelengkan kepalanya.

"Nggak, ntar takut salah ngomong. Mending kita tinggal aja Vio disini," balas Elisa, dia berjalan menghampiri Vio dan mengusap rambut nya.

"Vio, kita ke kamar dulu ya."

"Hm."

Setelah kepergian orangtuanya, Vio mengambil hadiah di meja yang nantinya akan di berikan kepada Saka.

Dua buah gelang berwarna hitam. Masing-masing di gelang itu ada inisial huruf S dan V untuk Saka dan Vio.

Ini memang tidak seberapa, namun berharga. Gelang ini Vio buat dari dulu. Dan tidak hanya itu, ada satu lagi benda yang nantinya akan di berikan kepada Saka.

Tak berselang lama setelah kepergian Elisa dan Gino, terdengar suara mobil di depan rumah Vio.

Vio yang mendengar itu pun mengembangkan senyumnya. Dia berjalan ke arah pintu dan berdiri di sana.

"Itu pasti Saka," Vio merapikan rambutnya yang kusut. Dia mengambil parfum dari dalam tas nya lalu menyemprotkannya ke seluruh tubuh.

Saat akan membuka pintu, Vio melamun. "Eh tapi kan, Saka gak pun──"

Ting Tong

Ucapan Vio terpotong karena suara bel rumah. Tanpa pikir panjang, Vio membuka pintu dengan wajah berseri-seri.

"Saka! Kamu dateng nya tel──loh ... Kak Zidan?"

Vio melengkungkan bibirnya ke bawah saat tau siapa yang datang.

"Hai Vi!"

Dengan senyum terpaksa, Vio menjawab sapaan Zidan. "H-hai, ngh─kenapa kak Zidan kesini?" tanya Vio heran.

"Jemput kamu lah," balas Zidan cepat.

"T-tapi kenapa bukan Saka yang kesini?"

Zidan mengangkat bahu tidak tau. Vio menghembuskan nafas kasarnya. "Yaudah deh kak, aku nunggu Saka aja."

"Nggak, aku jemput kamu kesini. Yang lain udah pada nunggu."

"Tapi kan, Saka belum ada di sana. Buat apa aku kesana kalau Saka gak ada?"

"Saka mungkin di jalan," Zidan tersenyum. "Kita kesana aja dulu."

"Tapi ... "

Zidan memegang tangan Vio, "Ayo!"

Untuk Saka(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang